Pagi hari menyapa dengan indah. Seorang gadis berdiri di depan kekasih barunya. Ya Arin, gadis itu tersenyum pada Alan yang mengelus rambutnya, "belajar yang bener ya pacar!"
Arin sadar, tak selamanya yang dia harapkan bisa tercapai dan membahagiakan. Bersama Bian adalah hal yang sangat dia inginkan dulu.
Namun itu tak bisa, mau memaksakan seperti apapun hal itu tak akan terjadi. Memaksa bersama Bian dulu begitu sangat menyakitkan tapi sekarang bersama dengan Alan sangat menyenangkan.
Bersama dengan Alan tak ada di dalam bayangan hidupnya namun ternyata inilah jalan hidupnya, takdir Tuhan memang selalu mengejutkan.
Ia tersenyum manis lalu mengangguk patuh, "kakak juga jangan bolos terus!"
"Kalau itu gak janji."
Arin mencebik kesal lalu berjalan memasuki gerbang SMA Kalingga itu dengan riang setelah Alan melaju pergi, "bahagia amat.." ujar Bela yang tiba tiba berjalan di samping Arin.
Arin melompat kaget, dia melirik sinis Bela yang tertawa terbahak sampai terduduk di lantai koridor itu.
"Ihh Bela nyebelin!"
Bela segera berusaha menghentikan tawanya, "kan gue nyapa."
"Tapi ngagetin!."
Bela semakin tertawa lalu mengejar Arin yang sudah berjalan di depannya, "jangan marah dong, maaf deh."
Arin mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk memaafkan Bela.
Gadis itu merangkul bahu Arin, "ehh post an kak Bian kemarin-"
"Arin tau kok, Bela belum tau ya Arin udah putus sama dia?."
Bela membulatkan matanya kaget namun tak urung tersenyum lega, "Alhamdulillah ya Allah jadi pengen sujud syukur gue."
Arin tertawa pelan, "kok kamu yang seneng?." tanyanya menatap sahabatnya.
"Ya seneng lah anjir, akhirnya temen gue sadar juga."
"Lo udah jadian belum sama kak Alan?" tanya Bela penasaran.
Arin tersenyum malu dan mengangguk, "udah 2 hari yang lalu."
Bela semakin melebarkan senyumnya, "akhirnya Rin, gue ikut seneng." Ia memeluk Arin sekilas.
Arin mengangguk lalu memeluk Bela, "semua gara gara malem itu Bela aku jadi sadar, makasih."
Bela tersenyum lalu membalas pelukan Arin, "udah tugas gue sebagai sahabat."
"ADA APA NIH PELUK PELUKAN?!." teriak Kavi yang tiba tiba datang
"Kaget asu!" sentak Bela.
Kavi tertawa keras lalu menaikkan satu alisnya bertanya, "ada apa emang?"
"Arin putus sama kak Bian noh."
Kavi membulat matanya berpura pura kaget, "oh udah tau."
"Napa gak kasih tau gue woy?"
"Sengaja."
"Ya Allah pengen gaplok!."
......
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...