61

7.4K 423 65
                                    

"Pengen mabok gue" celetuk Desta memijat pelipisnya.


Mereka tengah berada di kantin sekolah, bel istirahat sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu dan tentu saja mereka langsung menancap gas menuju kantin. Surganya sekolah.

Mie ayam menjadi menu pilihan mereka hari ini, sesekali mengobrol membicarakan hal yang tak penting tapi asik bagi mereka. Ya namanya juga pertemanan.

"Iya udah lama gak mabok, nanti malem sabi kali." timpal Khalisa.

Radya mengangguk semangat, "ayoklah gas.." balasnya semangat.

"Astagfirullah haram, brother. Sister." sahut Ansel.

Desta berdecak, "dikit aja elah."

"Lah kok nawar."

"Udah ayok ntar malem, gue bayarin." ucap Bian.

"Kalau gitu gas.." jawab Ansel semangat.

Khalisa tersenyum remeh, "haram brother!" cibirnya mengikuti ucapan Ansel tadi. 

Ansel tertawa garing lalu menggaruk kepala belakangnya, "sekali kali ahh."

"Munafik!" ucap Desta menusuk.

"Udah!" peringat Artha saat Ansel ingin membalas ucapan Desta.

"Ajak Alan juga?"

Artha menoleh ke Desta lalu mengangguk, "katanya geng Revols diambil alih sama abangnya." ujar Rian memberitahu info yang dia dapatkan dari teman sekelasnya tadi.

"Hahh yang bener?, gila sih." kaget Khalisa, "arogan banget tuh Nakula!."

"Sadewa woyy." balas Rian membenarkan.

Khalisa tertawa jahil, "kenapa ya Alan gak di kasih nama Nakula?, kan bisa kembaran."

Desta mendelik, "siapa lo?!, emaknya."

"Namanya kan udah bagus siAlan." tambah Bian.

"Anjir sialan gak tuh."

......

"Ntar malem ikut gue yuk"

Arin menatap Alan binggung, "kemana?"

"Ikut aja udah, temenin."

Arin hanya mengangguk lalu naik ke motor besar Alan yang akan mengantarnya pulang, "sama siapa aja kak?"

"Sama Gators dan cewek ceweknya."

Arin mengangguk, "ada kak Radya dong?" tanya gadis itu.

"Ada lah, pasti."

Tiba tiba Alan menghentikan laju motornya saat melihat mobil menjegatnya, dia memutar bola matanya malas saat melihat sang pengendara mobil keluar dengan tampang tengilnya.

"Apaan sih sat?!"

Sadewa terkekeh pelan, "sama Abang sendiri gak boleh gitu."

Alan berdecih, "ogah gue punya Abang haram kek lo!."

Sadewa memilih lalu menengok Arin yang bersembunyi di punggung Alan, "itu lonte lo?"

"Segala lo katain lonte, belum kenal cinta lo?" jawab Alan marah.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang