54

8.8K 484 67
                                    


WEDDING BANG GERY.

Hari ini tepat hari pernikahan Gery, semuanya telah di siapkan sendiri oleh Gery dan calon istrinya. Hanya ijab qobul sederhana yang dilakukan di sebuah masjid besar di wilayah Jakarta. Lalu 2 bulan lagi mereka akan melangsungkan resepsi di wilayah Bandung tempat kelahiran Gery,.


Radya sudah siap dengan kebaya pink juga dipadukan dengan rok batik yang dibuat senada dengan baju batik yang akan di pakai Bian nanti.  sederhana namun elegan, dia membenarkan tatanan hijabnya lalu memoles bibirnya dengan lipstik berwana pink.

Dia tersenyum menatap penampilannya, "cakep banget gue."

Radya mengambil tas bermerek nya dan bergegas menuruni tangga untuk berangkat bersama dengan Bian, karena Lingga dan Gery sudah berangkat duluan.

"Cantik banget ya Allah." puji Bian yang tiba tiba datang di depan Radya yang sedang memasang high heels nya.

Radya nampak tersenyum lalu menatap Bian yang tampak rapi menggunakan kemeja batik dan celana kain hitam.

"Gantengnya akuu.."

Bian tersenyum malu lalu menutupi wajahnya yang memerah entah kenapa baru kali ini dia melayang karena di puji, ya sekali lagi karena ini Radya.

"Cielah pake salting segala, kek perawan aja."

Bian tertawa lalu membenahi hijab Radya yang sedikit miring, "cantik banget, masyaallah calon istri gue."

"Kenapa bisa cantik gini sih, makan apa?"

Radya tersenyum malu, "apa sih Al?, malu nih gue."

Bian tertawa pelan lalu menautkan jarinya dan jari jemari lentik Radya, "ayok berangkat, keburu mulai nanti."

Radya mengangguk lalu mengikuti langkah Bian, "tumben!" celetuk Radya saat Bian membukakan pintu mobil untuknya.

"Silahkan masuk tuan putri."

Radya tersenyum lalu masuk ke mobil itu lalu mulai mengatur temperatur AC karena jarak rumahnya dan tempat akad lumayan jauh.

"3 bulan lagi kita gantian ya Ra yang nikah!."

Radya menoleh, "iyaa, insyaallah."

Bian memegang tangan Radya lalu mengecup punggung tangannya, "gak bisa bayangin gue seberuntung apa bisa dapetin lo sepenuhnya."

"Lo tau. gue bahagia punya lo!"

Radya melebarkan senyumnya, "gue juga."

Bian tersenyum lebar, "ntar bayangin Ra, lo dasteran bikin sarapan gue tiap hari. Masangin dasi gue."

"Argghh mau gila gue."

Radya tertawa keras, "begini amat cowok kalau halu."

"Ntar kita beli rumah minimalis aja biar gak usah ada art, cuma gue lo sama anak anak kita."

Radya mengangguk, "iya, gue pengen jadi ibu rumah tangga aja."

"Asal bulanan gue lancar."

Bian tertawa, "kalem aja, penting jatah ada terus."

Radya mendelik, "seminggu 2 kali aja."

Bian menoleh tak terima, "gak, gak harus tiap hari."

"Anjir bisa langsung kurus kering gue kalau gitu."

Bian tertawa pelan, "gue mainnya lembut kok gak kayak ayah."

"Ehh tapi ayah masukkinnya kasar kali ya sampe bunda ahh ahh nya kenceng banget." heran Radya.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang