12

12.8K 582 14
                                    

Brak...

Kelas yang semula ramai seketika senyap, ketika melihat ke lima most wanted SMA Kalingga itu berdiri di depan kelas mereka. Apalagi dengan pintu kelas mereka yang di tendang dengan kencang dari luar.

Ada yang merasa diam terpesona, ada juga yang sudah jadi seperti cacing kepanasan saat melihat kelima inti Gators itu. Ada pula yang sudah bergetar ketakutan, bermacam macam reaksi mereka.

"YANG NAMANYA ARINJANI YANG MANA?!." teriak Rian keras.

Seluruh murid disana langsung  menatap seorang gadis yang duduk dipojok dengan tajam, dahi Arin berkerut binggung. Seingatnya dia tak berbuat apa apa, apalagi yang mengusik geng itu.

"Lo ngapain anjir?!" bisik Bela menendang pelan kaki Arin.

"Gak ngapa ngapain Bela sumpah."

"Terus mereka kenapa nyari lo?!" Arin menggeleng kepalanya takut.

"CEPET ANJING, YANG MANA?!" teriak Desta tak santai.

"Wey santai mas bro, jangan ngegas!" Rian menepuk punggung Desta yang nampak naik turun.

"S-saya kak," Arin mengangkat tangannya gemetar.

"Lo sini!" tunjuk Rian padanya.

"DARI TADI KEK NJING, LELET AMAT!" sentak Desta, membuat Arin gemetar setengah mati.

"A-ada apa ya k-kak?"

"Lo ikut kita!" ucap Bian lalu melangkah pergi diikuti Artha dan Desta.

"Buruan." Ansel mendorong bahu Arin, melihat Arin tak kunjung bergerak.

"Anjir jangan kasar kasar bro!" ujar Rian.

Arin segera melangkah mengikuti Bian,  diikuti Ansel dan Rian yang mati matian tidak mendorong Arin karena langkah lambatnya. Tak bisakah gadis itu berjalan lebih cepat, sat set sat set gitu loh.

"Lama amat lo jalan!" sentak Ansel menatap Arin jengah.

"Kaki nya kecil bro " ejek Rian menahan tawa.

Arin mengerucutkan bibirnya lalu melangkah lebih cepat, bahkan bisa dibilang hampir berlari mengikuti langkah besar Bian dan kedua temannya di depannya.

"Nah gitu kek dari tadi."

"Sana, buruan masuk!" usir Bian setelah sampai di ruang guru.

Arin mendongakkan, menatap Bian yang juga menatapnya dengan datar.  Sejenak dia merasakan detak jantungnya yang menggila setiap menatap Bian, tapi kali ini mengalami kontak mata yang hampir membuat Arin rasanya ingin pingsan.

"Cepet woy lelet banget sih lo!" omel Desta melihat Arin terpaku pada Bian.

"Cantik juga.." celetuk Rian yang membuat Arin seketika salah tingkah.

Arin bergantian menatap Rian yang mengedipkan sebelah matanya, hal itu semakin membuat Arin salah tingkah. Apalagi melihat wajah blasteran Rian yang terpahat sempurna.

"Buruan!" Artha yang sedari tadi diam memutar bola matanya, melihat tingkah menjijikkan perempuan di depannya. Yang tak beda jauh dengan perempuan lain setiap melihat mereka.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang