60

8.3K 466 43
                                    

Sepasang sahabat itu memandang pak Sanjaya-kepala sekolah SMA Kalingga yang tersenyum senyum dengan aneh, "bapak kenapa dah?" tanya Bian dengan nada sedikit keras.

Pak Sanjaya pun tersentak kaget dan menatap Bian sebal, "gak sopan kamu Albian, jangan suka ngagetin orang tua!."

Bian menggaruk belakang kepalanya, "ya abisnya bapak gak jelas banget, saya mau pulang pak."

"Sudah diam kamu, cerewet!"

Bian memutar bola matanya malas, hanya pak Sanjaya satu satunya orang yang berani melawannya di sekolah ini. Dan itulah alasan pak Sanjaya menjadi kepala sekolah disini 5 tahun berturut-turut.

"Kalian sebentar lagi ujian ya?"

Radya mengangguk, sedangkan Bian malah menyandarkan kepalanya di bahu Radya tak perduli. Sebenarnya mereka ada rencana untuk pergi ke suatu tempat untuk menghabiskan waktu berdua tapi pak Sanjaya menghalangi mereka tadi. Jadilah mood Bian sangat hancur.

"Jangan pacaran disini Albian!"

Bian mendongak menatap pria paruh baya itu malas, "kan bapak nahan kita pulang, yaudah pacaran disini aja." jawabnya.

Pak Sanjaya mengusap dadanya sabar, "untung anaknya pak Harvino." gumamnya pelan.

Pak Sanjaya mengalihkan pandangannya ke Radya yang hanya duduk diam, "nak Radya mau nerusin kuliah kemana?."

Cewek itu tersenyum canggung, "belum tau pak, belum mikirin." jawab Radya sambil menggaruk pelipisnya binggung.

Pak Sanjaya menaikkan alisnya kaget, "tumben, saya kira kamu yang paling antusias mau kuliah." ujarnya tak bisa menutupi raut kaget.

"Abis lulus dia mau saya nikahin pak."

Pak Sanjaya menatap Bian horor, "kenapa?"

"Takut diambil orang, kan cewek saya cantik banget."

"Kamu mau Radya?"

Cewek itu mengangguk lagi yang membuat Bian tersenyum sombong, "kalau gak mau pun ya saya paksa pak." balas Bian sambil mendongak angkuh.

Pak Sanjaya menggelengkan kepalanya, "kok mau kamu sama manusia macem Albian?" tanyanya sambil menatap siswi kebanggaannya itu.

"Ya mau lah pak, orang saya cintanya sama dia." jawab Radya santai namun berhasil membuat cowok di sebelahnya tersenyum lebar.

Bian tersenyum tengil pada pak Sanjaya yang menatapnya malas, "tuh kan pak, saya bilang juga apa!."

"Padahal niatnya saya mau jodohin kamu sama anak saya." kata pak Sanjaya sambil menghela napas panjang.

Bian melotot tak terima, "gak, gak. anak bapak udah tua reot begitu."

"Tua apanya?, orang baru lulus kuliah." bela pak Sanjaya tak terima.

"Ya itumah menurut saya udah tua."

Pak Sanjaya menyandarkan badannya ke sofa itu lalu menatap Bian santai, "kaya masih muda aja kamu!"

"Emang, noh mending bapak jodohin sama Bu Ratna aja."

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang