42

11.5K 613 289
                                    

"BU..IBU.."

Erlita berlari cepat, menuruni tangga rumahnya setelah mendengar teriakan bi Ijah yang terdengar sangat panik, "kenapa Bi?" tanya nya khawatir.

"Itu Bu!. Den Bian badannya panas banget, saya bangunin juga gak bangun."

Erlita membulatkan matanya, "ya Allah nak." gumamnya sembari melangkah keluar rumahnya.

Segera dia berlari menuju rumah seberangnya diikuti bi Ijah yang juga panik, "gini kan kalau jauh, gak mungkin baik baik aja." gumam Erlita panik.

Erlita membuka pintu kamar Radya pelan lalu berjalan cepat menuju Bian yang terlihat memeluk satu satunya boneka milik Radya di kamar itu.

"Bang, bangun dulu yuk minum obat." ujar Erlita setelah mengecek suhu badan Bian yang memang panas.

Bian melenguh pelan dan menatap Erlita sayu, "Al mau Rara!"

Erlita menghela napasnya lalu keluar dari kamar itu dan mengambil ponselnya sekaligus obat dan makanan untuk Bian.

"Bi nanti tolong bawain kompresan ya!"

Bi Ijah mengangguk lalu menyiapkan baskom yang dia isi air dan handuk kecil dan segera menyusul Erlita menuju kamar Radya.

"Bang ayo bangun makan dulu, ntar Rara pulang!" titah Erlita lalu membantu Bian mendudukkan badannya.

Bian terduduk dan menatap Erlita sendu. Dia meraih bingkai foto di nakas dekat ranjang itu dan memeluknya, fotonya bersama Radya. Erlita menggelengkan kepalanya, Selalu saja begini. Dengan telaten dia menyuapkan bubur yang di buatkan bi Ijah barusan karena Bian tak ingin makan nasi.

"Kalau gak kuat ya gak usah pisah"

"Sakit juga gue yang direpotin." gumam Erlita lalu menyodorkan dua pil obat yang langsung di minum Bian.

"Yang ikhlas dong Bun"

"Kamu ini jarang sakit, sekalinya sakit cuma gara gara ditinggal Rara." keluh Erlita dan memijat kakinya yang sedikit pegal setelah acara lari larian tadi.

Bian tertawa pelan lalu menyandarkan kepalanya, "karena Rara bagian dari Bian"

"Gak ada Rara ya Bian gak lengkap"

Erlita mencebik, "udah tidur, ntar pulang sekolah Rara kesini sekalian pulang juga."

Bian tersenyum sumringah dan mengangguk, segera dia memeluk boneka Radya lagi dan bergegas ke alam mimpinya. Melihat itu Erlita menggelengkan kepalanya lagi dan segera menyelimuti tubuh Bian dan menaruh handuk yang sudah dia basahi ke kening Bian.

"Bi, nanti sesekali di ganti ya kompresannya, saya mau urusin Harvi dulu."

Bi Ijah mengangguk patuh, "iya Bu siap."

.....

Radya mengedarkan pandangannya di kantin untuk mencari Khalisa, yang entah sedang membeli apa.

"WOI!!"

Radya menoleh ke arah Khalisa yang membawa se piring batagor yang sangat menggoda, "ayok duduk, lo mau makan apa?"

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang