Arin berjalan keluar dari gang rumahnya dengan senyum lebarnya, pagi ini Bian kembali menjemputnya lagi.
Dia mendapat chat bahwa Bian sudah berada di perempatan biasanya.
"Hai kak."sapa Arin riang.
Bian mengangguk lalu menyodorkan helm ke Arin dan disambut senyum, segera Arin memakainya lalu naik ke motor Bian dengan bantuan lengan Bian tentunya.
"GANTENG DOANG JEMPUT CEWEK DEPAN GANG!!." teriak seorang anak kecil tentunya menyindir Bian.
Setelah berteriak anak kecil itu pun berlari meninggalkan Bian yang menatap sebal dan Arin yang menggaruk tengkuknya canggung.
"Maaf ya kak, bocil disini emang gitu."
Bian mengangguk lalu mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, Arin dengan ragu melingkarkan tangannya di pinggang Bian lalu meletakan kepalanya di bahu Bian seperti Radya.
Arin tersenyum lebar saat tak ada penolakan apapun dari Bian, "kakak udah cinta belum sama Arin?,"
"Belum."
"Sekarang belum, gak tau ntar. Liat aja."
Arin semakin mengeratkan pelukannya, senyumnya pun semakin melebar, tak apa Bian belum mencintainya setidaknya Bian sudah mau dekat dengannya.
....
Langsung skip pulang.
Kak bianku❤️
Sorry gue gak bisa nganter lo pulang ada urusan.
Lo pulang sendiri bisa kan?Bisa kok kak gak papa😊
Yaudah hati hati😘
Arin melemparkan ponselnya pelan ke atas meja lalu meletakkan wajahnya di atas meja dan menutupinya dengan tangan, merasa salting dan malu dengan emoji yang dikirimkan Bian.
"Nah kan gila lagi!," jengah Kavi saat melihat Arin kembali tersenyum lebar tanpa alasan yang jelas.
Bela mengambil handphone Arin lalu mencebikan bibirnya, "begini aja baper."
Arin menjulurkan lidahnya lalu kembali membaca kembali chat Bian dengan hati berbunga bunga.
Belum tau dia rasanya di bahagiain badboy..
Tapi boong, hayuk~
"Udah lah kita duluan ya." pamit Kavi lalu diangguki Arin.
Arin menatap Kavi dan Bela yang menjauh dari pandangannya lalu melangkah menuju lokernya setelah menghubungi Alan untuk meminta pulang bersama.
Tapi seketika Arin berhenti ketika melihat pemandangan yang sangat menyayat hatinya, dia mundur beberapa langkah lalu berlari menuju luar sekolahnya.
Tau apa yang Arin lihat?, Bian dan Radya yang saling memeluk erat seakan saling merindukan dan jangan lupakan Bian yang mencium kening Radya lama.
Sekarang Arin malah merasa bersalah, seakan memisahkan dua orang yang saling mencintai hanya untuk kebahagiaannya sendiri. Jadi siapa yang salah disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...