08

16.2K 723 16
                                    

"Bocil gue!" Rian memeluk erat tubuh Radya yang tengah tenang memakan nasi kuning.

"Udah pesen makan sana!" usir Desta mendorong kencang tubuh Rian yang masih memeluk Radya.

"Temen babi!" umpat Rian kesal melihat Desta yang merangkul bahu Radya, dan  Bian duduk setelah mengecup singkat kening Radya membuat beberapa orang yang melihatnya memekik iri.

"Cepet Yan pesenin, gue laper." ujar Ansel tak tau diri.

Rian melangkah menghentak hentakkan kakinya kesal, "RIAN NITIP ES TEH SATU!" teriak Khalisa tepat di telinga Desta membuatnya terlonjak kaget.

"Kebiasaan!" sentak Desta lalu menjitak kepala Khalisa pelan.

"Aww, sakit Destai." ujar Khalisa mengusap dahi nya yang memerah karena jitakan itu.

"Lo berisik, Khali ciliwung."

"Dih enggak ya, orang gue nggak teriak!" balas Khalisa tak terima.

"Apanya yang kaga teriak?,  kuping gue sampe pengeng begini." jawab Desta mengusap telinganya.

"Emang dasarnya kuping lo aja yang rusak." asal Khalisa lalu memakan baksonya lagi.

"Enak aja! suara lo yang cempreng!"

"Budeg lo, orang suara gue merdu banget iya gak sel?" tanya Khalisa pada Ansel yang menatap mereka jengah.

"Iyain."

"Berantem teros, jodoh pasti." sahut Radya santai.

"Heem,  jangan terlalu benci ntar ujungnya cinta." sambung Ansel.

"Amit amit!" jijik Khalisa menatap Desta yang menatap datar Ansel.

"Makanan datang." teriak Rian membawa 5 mangkok mie ayam dengan penjualnya di belakang membawa 7 gelas es teh.

"Makasih mang." ucap Rian lalu diangguki oleh penjual mie ayam itu.

"Diem mulu Tha." ucap Radya pada Artha yang terlihat tenang memakan mie ayamnya sesekali memainkan ponselnya.

Artha menatap Radya lalu mengusap sudut bibir Radya yang terkena noda makanan, "celemotan."  Radya terkekeh pelan.

"Astagfirullah keuwu an apalagi ini." ujar Ansel menatap mereka.

"Kok lo istigfar anjir?!" bentak Rian pada Ansel yang menepuk dahinya keras.

"Lupaa."

Bian menggelengkan kepalanya, melihat tingkah gila sahabatnya. Tanpa sadar dia menarik senyum tipis melihat perbedaan yang tak menjadi penghalang persahabatan mereka hingga saat ini.Justru perbedaan itu yang membuat mereka semakin erat.

"Nih lagi satu, malah senyum senyum sendiri." sindir Khalisa membuat Bian tersadar dari lamunannya.

Dia menatap Khalisa datar lalu melengos tak perduli dan memakan mie ayamnya lagi.

"Jangan rusuh Khali." peringat Desta saat Khalisa mengambil beberapa potong ayam miliknya.

"Bagi lah, pelit amat" sinis Khalisa dan mengambil beberapa potong ayam lagi dari mangkuk Desta.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang