Sesuai rencana tadi, malam ini Bian dan Radya sedang menuju ke jembatan yang sukses menjadi tempat favorit mereka akhir akhir ini. Bahkan dalam seminggu ini mereka kesana bisa sampai empat kali.
Entah rayuan apa yang ada di jembatan itu namun mereka sama sekali tak merasa bosan berkunjung kesana, mungkin bisa dibilang tempat itu lah yang akan menjadi tempat mereka menghabiskan waktu berdua untuk jangka waktu panjang.
Jembatan sepi yang memperlihatkan pemandangan jalan raya, yang mungkin memberikan kenyamanan tersendiri untuk Bian dan Radya. Karena sangat jarang orang lewat di jembatan itu apalagi jika sudah malam yang membuat seolah memang tempat itu di buat untuk mereka.
Jam menunjukkan pukul delapan malam, Radya tengah duduk anteng di jok belakang motor Vespa matic milik Bian dengan tangan memeluk erat perut cowok itu. Memakai jas hujan plastik berwarna hijau dan milik Bian berwarna biru.
Udara dingin dan cuaca yang kurang mendukung bukan satu penghalang untuk mereka, walau gerimis kecil kecil sudah mulai turun namun hal ini tak menghentikan niat mereka untuk menghabiskan waktu berdua malam ini.
"Ini mau ujan loh Ra, gak papa?. Ntar lo sakit lagi."
Cewek itu mengangguk kekeh, "pokoknya mau kesana, sama Al. Malem ini."
"Emang kenapa?."
"Ya pengen aja, emang kenapa?, Gak boleh?." tanya Radya balik.
"Gak papa lah, nanya doang."
Mereka pun terdiam sesaat, dengan Bian yang sibuk mengendarai motornya dan Radya yang sibuk melihat ke kanan dan ke kiri. Melihat kendaraan yang berlomba lomba menyalip mereka.
"Al, kalau gue tiba tiba jadi ikan lele lo masih cinta sama gue gak?." tanya Radya menatap cowok itu dari samping.
Mendengar itu sontak Bian tertawa, "apaan sih Ra?, Pertanyaan macem apa itu?." jawab Radya sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Heran.
"Ya tinggal jawab aja sih, susah amat." balas Radya ikut tertawa. Entah mengapa terlintas pertanyaan itu di otaknya.
"Mau lo jadi cangcorang, kaki seribu, atau cupang juga gue tetep suka kok." jawab Bian sambil tertawa.
Radya pun ikut tertawa, tanpa sadar mereka sudah sampai ke tempat tujuan, hujan memang semakin deras namun hal itu tak menjadikan alasan untuk mereka kembali pulang.
Bahkan Radya dengan bersemangat turun dari motor Bian lalu berjalan riang ke pembatas jembatan melihat kendaraan berlalu lalang, kegiatan favoritnya yang menurutnya itu menyenangkan dan menenangkan.
Bian pun mengikuti langkah gadis itu namun tak melihat kendaraan melaju, dia malah berdiri membelakangi pembatas jalan dan melihat wajah Radya yang tengah tersenyum menatap ke depan.
"Kasih tau gue, kenapa lo bisa secantik ini?."
Cewek itu menoleh sekilas ke Bian lalu kembali menatap ke depan, "karena gue Radya, Rara gak pernah jelek." jawab Radya menyombongkan dirinya.
Mendengar itu Bian meraup wajah Radya dengan gemas, "SHOMBONG AMAT!!."
Radya tertawa, tawa yang sangat lebar dan kencang membuat Bian mau tak mau juga ikut tertawa. Gadis itu terlihat sangat bahagia hari ini karena bisa menghabiskan waktu berdua dengan Bian.
Akhir akhir ini memang mereka jarang bersama, tuntutan pekerjaan Bian dan Radya yang tengah belajar giat mempersiapkan jenjang pendidikannya setelah ini.
Tak apa kan jika berpisah sejenak demi mengejar cita cita?.
"Ihh deres." kata Radya sambil mendongak ke atas membiarkan tetesan air itu mengenai wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...