05

19K 835 62
                                    

"ASSALAMUALAIKUM BIAN PULANG."

"WAALAIKUMSALAM, BANG." balas Erlita - bunda Bian.

"Kamu mandi dulu sana, abis itu makan ya!" ucap Erlita lalu diangguki Bian.

Bian segera naik ke atas lalu memasuki kamarnya, ia melangkah sebentar menuju balkon di kamarnya yang berhadapan langsung dengan balkon milik Radya. Matanya menyipit saat melihat siluet perempuan yang sedang duduk di ranjang kamar itu.

Segera Bian mandi lalu memastikan apa itu benar Radya atau hanya 'hantu'  yang menyerupai gadisnya itu. Atau dia hanya berhalusinasi. 

"MAKANANNYA UDAH DI MEJA YA BANG, BUNDA MAU ARISAN." teriak Erlita menggelegar.

"IYA."

Setelah selesai mandi Bian turun ke meja makan, dan benar ada beberapa makanan yang sudah tersaji di meja itu.

"Aden mau makan?, bibi ambilin ya." tanya bi Uyun yang keluar dari dapur membawa satu panci opor ayam yang masih mengebul.

"Gausah bi, Bian bisa sendiri." jawab Bian lalu mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan lauk pauk.

Bian melihat ada lauk kesukaannya, semur jengkol, mata Bian menatap semur itu dengan penuh binar lalu mengambil nya dengan bersemangat. Ganteng ganteng gini Bian suka banget loh sama makanan berbau seperti jengkol dan pete.

"Emm bi, Rara udah pulang ya?" tanya Bian.

"Kayanya udah den, soalnya tadi saya liat non Radya di depan."

"Yaudah deh, Bian kesana dulu."

Cowok itu membawa piring berisi nasi dan lauk pauk miliknya menuju rumah di seberangnya, rumah milik keluarga Bramantyo.

"Sore mang Asep. mang Rahmat. " sapa Bian pada satpam rumahnya yang sedang ngopi bersama dengan satpam rumah Radya.

"Ngopi den," tawar mang Asep mengangkat gelas berisi kopi hitam.

"Gak deh, kalau gorengannya boleh." tangan Bian mencomot tempe goreng yang masih hangat lalu memakannya.

"Rara udah pulang mang?" tanya Bian pada mang Asep yang menatapnya.

"Udah den, masuk aja."

"Yaudah Bian masuk dulu ya."

Bian memasuki rumah besar yang jarang berpenghuni itu dengan membawa piring makan dan tempe goreng yang dia comot tadi.

Brak...

Tanpa perhitungan dia membuka pintu putih bertuliskan 'kamar Radya cantik' itu dengan kencang, hingga sang pemilik kamar yang sedang duduk santai di ranjangnya langsung melompat kaget.

"Kurang ajar lo!" ujar Radya menatap sinis Bian yang tertawa keras.

Gadis cantik itu melengos, memilih tak peduli dan mulai memainkan ponselnya lagi. Melihat itu Bian langsung duduk di sofa kamar itu lalu makan dengan tenang. Bian sesekali melirik ke arah Radya yang tertawa melihat layar ponsel.

"Gila lo?" ucap Bian pelan.

Radya bangun dari duduknya lalu menatap Bian malas. "Ihh, ganteng ganteng makan jengkol." ujarnya menunjukkan wajah geli.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang