39

10.8K 527 356
                                    

Btw, aku seneng loh liat kalian kesel sama Arin...

😈😈

*****

Arin terlihat kesal menatap Radya yang sedang asik menggoyangkan tubuhnya di samping Bian, namun disisi lain Arin senang karena mereka sudah mabuk jadi dia bisa melancarkan aksinya dengan Alan.

Dia melirik ke Alan yang berada di meja tak jauh darinya, Arin mengangguk ketika Alan memberi kode untuk ke atas.

Dia menajamkan matanya melihat Radya dan Bian yang sedang saling memeluk, dia semakin melebarkan matanya ketika Bian dan Radya dengan sengaja menempelkan bibir mereka namun tanpa lumatan.

Arin segera berlari ke arah mereka lalu memisahkan dua orang itu dengan sekuat tenaganya, dia memeluk erat tubuh Bian dan menatap tajam Radya yang terduduk di lantai dansa itu.

Senyumnya melebar ketika melihat Alan menggendong tubuh Radya yang sudah tak sadar menuju lantai atas di pesta itu, dia mengedarkan pandangannya melihat semua sahabat Bian yang sudah tak sadar kecuali Artha yang tak dia ketahui dimana.

Segera Arin memapah tubuh Bian mengikuti langkah Alan, "aduh berat banget sih!."

Arin memapah tubuh Bian dengan sekuat tenaga hingga sampai di depan kamar yang berhadapan dengan Alan yang sudah menggendong tubuh Radya.

"Ambil kuncinya di saku gue cepet!" titah Alan sedikit membentak.

Arin segera merogoh saku Alan lalu mendapatkan dua kunci dari masing masing kamar yang sudah di sewa Alan malam ini.

Segera Arin membuka pintu kamar di depan Alan dengan semangat, "gue gak jamin berhasil." bisik Alan lalu menutup pintu itu meninggalkan Arin yang terdiam memikirkan tindakannya.

Tak ingin memikirkannya lama lama Arin segera membuka pintu kamar tepat di samping kamar Alan tadi lalu memapah tubuh Bian ke dalam.

Arin mendorong tubuh Bian ke ranjang yang di sediakan disitu lalu menutup dan mengunci pintu kamarnya, dia memijat punggungnya yang terasa pegal setelah memapah Bian tadi.

Tangan Arin dengan nakal mengelus rahang tegas Bian, tiba tiba kata kata Isma tadi terus berputar di kepalanya.

Dengan sengaja Arin menyobek gaunnya hingga pahanya terpampang jelas, tepat saat itu juga Bian bangkit dari tidurnya lalu menatap Arin kaget.

"Kenapa kita bisa disini?" tanya Bian memijat kepalanya yang pusing.

Arin tergagap, "ahh tadi kakak pingsan jadi aku bawa kesini, dibawah rame soalnya."

Bian mengangguk lalu meneliti penampilan Arin dari atas hingga bawah membuat gadis itu meneguk ludahnya gugup.

"Baju lo kenapa sobek?"

"Tadi gak sengaja kena paku kak, terus sobek." bohong Arin.

Bian mengangguk lalu tersenyum mesum, "lo mau goda gue?!"

Arin menatap Bian kaget, "gak kok kak, tapi kalau kakak mau Arin. Boleh."

Arin tersenyum malu, "kakak mau Arin gak?" goda Arin lalu dengan sengaja duduk di pangkuan Bian.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang