Minggu pagi.
Radya dengan kesal bangun dari tidurnya, lalu melangkah menghentak hentakkan kakinya untuk membuka pintu apartemen yang di gedor sejak tadi. Tadinya dia memutuskan untuk tak peduli, namun semakin lama gedoran itu semakin menjadi jadi.
"APA?" galak Radya pada Artha yang menyengir padanya.
Artha menyelonong masuk lalu duduk di sofa ruang tamu Radya dengan tenang, "jalan yuk!."
Radya ikut duduk lalu menaikkan satu kakinya menatap Artha menyelidik, "lo gak ke gereja?" tanya nya.
"Gue libur hari ini."
"Libur atau bolos?"
Artha mengedarkan pandangannya gugup, "libur lah gue jarang bolos ibadah sekarang."
"Lo ibadah seminggu sekali harusnya dateng terus, gue aja sholat 5 kali sehari." oceh Radya sambil menggaruk rambutnya yang berantakan.
Artha menahan tawanya melihat gadis yang baru bangun tidur itu. Rambutnya acak acakan, dengan mata yang masih setengah terpejam, dan tak lupa piyama bergambar sapi yang sangat menggemaskan.
"Halah, sholat juga masih ciuman sama pacar orang." cibir Artha.
"Sholat itu kewajiban, akhlak itu ujian."
Artha terdiam, lalu memandangi Radya yang terkantuk kantuk di sofa itu dengan tangan yang menggaruk perut ratanya.
"Hehh. jangan begini, mau lo gue serang?." ujar Artha menutup baju Radya yang tersingkap.
Radya malah merentangkan tangannya, "ayo sini sama tante!."
Artha menatap Radya datar, "STRESS!!."
Radya tertawa lalu berjalan menuju dapurnya dan membawakan Artha beberapa bungkus camilan dan satu gelas kopi, "tuh makan!, gue mau mandi dulu."
Artha meminum kopi yang dibuat Radya dengan nikmat, ahh memang kopi buatan Radya selalu enak.
.....
Minggu bahagia untuk Arin, setelah selesai membantu ibunya untuk membuat pesanan kue donat Arin mendapat kabar dari Bian yang mengajaknya keluar hari ini.
Arin segera mengganti bajunya dan menunggu Bian di depan gang rumahnya agar Bian tak menunggunya lama.
"Hai.. sorry tadi malem gue teler banget, jadi gak bisa anter lo pulang."
Arin tersenyum lalu mengangguk, mempercayai ucapan Bian yang 100 persen bohong.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Bian memecah keheningan di mobilnya.
"Sama kak Alan." jawab Arin ketar ketir.
Bian menoleh lalu menatap tajam ke Arin, "lo suruh gue jauhin Radya, tapi lo sendiri malah deket sama dia."
Arin menggeleng cepat lalu memeluk lengan Bian manja, "gak kak, cuma kebetulan ketemu aja."
"Jangan deket deket dia lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...