Hari sudah malam mungkin jam sudah menunjukkan pukul tujuh atau delapan, tapi acara ngambek Bian kepada Radya belum juga usai bahkan saat ini cowok itu sedang mengurung dirinya di kamar.
Radya bahkan sudah lelah membujuk dan mengajak Bian berbicara, mengajak Bian jalan jalan, meminta maaf apalagi. Tapi cowok itu tak mau keluar bahkan tak mau menjawab Radya.
Tak hanya Radya, bunda dan ayah Bian sendiri turut membujuk putra mereka yang sedang marah itu namun tetap saja tak berhasil. Bian masih sibuk di kamar dengan beberapa suara gaduh.
Bener bener Bian!!
"Al gue beliin jengkol nih, keluar!." ucap Radya sambil mengetuk pintu itu.
"Lo keluar kagak ha?!, Mau mati kelaperan lo!," jengah Radya sambil menendang pintu itu membuat sang pemilik kamar yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu terkekeh pelan.
"Gak tau ahh gue ngambek sama lo!." final Radya lalu melangkah pergi dari situ sambil menghentakkan kakinya kesal.
Memang gitu ya, cowok ngambek ehh di ambekin balik.
Cewek itu meletakkan piring berisi semur jengkol kesukaan Bian dengan kasar ke meja makan lalu berlari pulang ke rumahnya sendiri untuk mandi dan istirahat.
Dasar Bian gak ada akhlak, untuk membujuk cowok itu saja Radya bahkan belum sempat mandi dan masih mengenakan seragam sekolah. Memang sering seperti ini Bian marah lalu mengunci dirinya di kamar lalu besok paginya cowok itu yang mencarinya sendiri seakan tak terjadi apapun.
"Albian anjing emang!." gumam Radya sambil menyambar handuk untuk segera mandi.
Sialnya karena terlalu kesal dengan Bian kakinya menabrak meja rias membuat cewek itu mengumpat karena kesakitan.
"ANJING!."
Radya mengusap ngusap jari kelingking kakinya yang terasa sangat sakit, lalu dia memukul meja itu kencang hingga beberapa make up-nya jatuh.
"Anjrit lo meja, sejak kapan lo disini?!," gumam Radya lalu melangkah ke kamar mandi dengan cepat, dia sangat butuh penyegaran otak.
Memikirkan Bian dengan segala tingkahnya memang sangat melelahkan.
Berbanding terbalik dengan Radya yang puyeng, Bian malah terlihat sangat bahagia malam ini dia menatap kamarnya yang sudah dia sulap setelah acara pura pura ngambek tadi.
Bian sekarang malah ingin tertawa kencang, mengingat ucapan Radya tadi bahwa gadis itu malah marah balik padanya. Ya tak apa tapi setelah ini Bian akan menyulap malam ini menjadi malam yang sangat membahagiakan.
Ya lihat saja setelah ini.
Cowok itu mematut dirinya lewat kaca di kamar mandinya, malam ini dia memakai kemeja hitam polos juga celana kain hitam polos juga sepatu sneaker berwarna putih polos.
Sebenarnya Bian tak marah hanya sedikit rencana iseng yang dia selipkan untuk mengerjai Radya, jarang jarang dia bisa mengusili cewek itu biasanya Radya lah yang mengerjai nya.
Mungkin bisa di sebut prank...
Bian merapikan kerah kemejanya lalu berjalan cepat keluar kamar, dia sudah bekerjasama dengan kedua orang tuanya. Dan sekarang Harvi dengan Erlita sedang keluar. Katanya sih mau pacaran.
Kakinya melangkah cepat menuruni anak tangga ingin menghampiri gadisnya yang sepertinya sudah sangat marah, dan sekarang Bian ingin tertawa lagi saat melihat jengkol semur di meja makannya.
Dia menelan ludah lalu menggelengkan kepalanya, tidak malam ini. Jika dia makan jengkol alamat tidak bisa berciuman dengan Radya karena gadisnya sangat membenci bau menyengat dari makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...