27

9.4K 475 23
                                    

Mata Bian memandang lurus arah Radya yang terlihat tak nyaman berdua dengan Raga di tribun samping lapangan, bola basket yang dia pegang seketika terjatuh saat dia merasakan botol dingin menyentuh pipinya.


Cowok itu menoleh pada Arin yang menyengir ke arahnya, hari ini Jumat bebas semua siswa maupun siswi SMA Kalingga bebas melakukan apapun asal tetap masuk sekolah.

Seperti halnya Bian yang sedang bermain basket tentu dengan sahabatnya, dia sangat pintar memainkan bola bulat itu tapi entah kenapa dia tak berminat mengikuti eskul itu.

"Kak Radya sama kak Raga cocok juga." celetuk Arin yang langsung menarik perhatian Bian.

Bian menarik botol yang dipegang Arin dan meneguknya cepat merasakan sensasi dingin mengalir di tenggorokannya membuatnya lebih baik.

Arin tersenyum lalu memberanikan diri untuk memegang tangan Bian yang terkepal lalu menariknya menuju pinggir lapangan yang lebih sejuk.

Bian yang menyadari itu segera menyentak tangannya lalu menatap tajam Arin yang terlihat santai, ohh ayolah dia sudah menguatkan diri dan mentalnya untuk menghadapi cowok cuek ini.

"Kak Bian cemburu ya sama kak Raga?," tanya Arin murung melihat Bian terus menatap Radya yang terlihat tertawa bersama Raga.

Bian melirik Arin sekilas lalu mengangguk, tak bohong dia merasa cemburu melihat Radya tertawa bersama orang lain selain dia.

Arin menunduk, lalu sedetik kemudian tersenyum lebar,"kak Bian mau gak jadi pacar Arin?,"

Arin menatap Bian penuh harap setelah memberanikan dirinya mengucapkan kalimat itu, "Arin sayang sama kak Bian sejak pertama liat." ungkapnya.

"gue gak cinta lo!," tekan Bian.

Bibir Arin mengerucut, "kalau gitu Arin minta izin buat taklukin hati kak Bian,"

"Jangan ngarep!,"

Arin kembali murung, "bodo amat yang penting kak Bian pacar Arin sekarang,"

"Dih maksa."

"Gak papa, Arin bakal usaha bikin kak Bian cinta mati sama Arin," semangat Arin.

Bian tersenyum miring, "terserah."

lalu ia bangkit dan menjauhi Arin yang berjingkrak-jingkrak kesenangan, "KAK BIAN MULAI SEKARANG KITA PACARAN!." teriak Arin yang membuat sebagian murid yang berada disitu kaget.

Mereka memandang sinis ke Arin yang tersenyum senang memegang dadanya yang bergemuruh, tanpa perduli, Arin melewati siswi yang membicarakannya dan bergegas menceritakan ini pada Radya di sebrang sana.

"KAK RADYA.." teriak Arin membuat cewek yang sedang duduk itu  menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya.

Arin melirik Raga yang menatapnya intens, lalu menoleh ke Radya, Radya yang paham segera mengusir halus Raga dari situ.

"Paan?," tanya Radya setelah Raga menjauh.

Arin tersenyum lalu memeluk Radya erat dan melompat lompat senang, "anjer ngapain lo?!," sentak Radya.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang