24

10.7K 474 23
                                    



Brum...brum..

Lima motor sport mewah dan keluaran terbaru itu bersama memasuki pelataran SMA Kalingga yang langsung di sambut antusias oleh murid yang berada di situ. Yang memang sengaja menunggu kedatangan mereka.

Gila makin berdamage nih Gators

BIANNN ya Allah makan apa sih ganteng begitu..

Artha tolong buka hatimu

Buka baju juga boleh..

Woy jangan sange..

Keren banget Desta..

Rian ganteng banget woy..

Gak nyesel gue berangkat pagi..

Ihh kak Radya nyempil lucu dehh..

Ansel imut banget...

Gila mereka gak pernah gagal sih..

Tanpa memperdulikan pujian dari mereka semua mereka berjalan menuju ke kelasnya, emm bukan mengantar ke kelas Radya dulu. Padahal gadis itu sudah menolak di antar, apa sih anter anter kayak bocil aja. Begitu ucapnya tadi.

"Hai dedek gemes."

Rian mengedipkan satu matanya pada cewek mungil nan imut yang mungkin adik kelasnya, cewek itu pun mukanya langsung memerah malu.

"Ihh malu malu gemes deh, jadi pengen nikahin."

"Gausah mulai, sana belajar yang bener." ucap Radya lalu mendorong Rian kuat.

"Galak amat."

Bruk..

Seorang siswa sengaja menabrak bahu Bian hingga minuman yang dia bawa mengenai seragam Bian.

"Ehh sorry gak sengaja." ucap Doni- siswa itu.

Bian menajamkan matanya, jelas jelas dia bisa melihat jika Doni memang sengaja menabrak dan menumpahkan minum padanya. Dia mengepalkan tangannya, merasa geram dengan lelaki ini.

"Gak punya mata lo?!" sahut Desta.

"Ya Maap,  kan gue bilang gak sengaja!" jawab Doni nyolot.

"Berani lo sama kita?"

Doni tersenyum miring melihat Desta yang sudah terpancing emosi, "ngapain gue takut sama geng nakal begini?!"

Sudah cukup.

"Apa masalah lo?" tanya Artha masih berusaha tenang sedangkan Bian malah asik menyesap nikotin yang dia bawa.

"Banyak, kalian sok jagoan, sok ganteng, sok berkuasa-,"

"Loh gue mah beneran ganteng." potong Rian menatap Doni tengil.

"Geng ecek ecek macem gini cuma beban, lo taunya cuma berantem doang." ujar Doni santai tanpa menyadari singa di belakangnya siap untuk menerkamnya.

Bugh ..

Bian menendang punggung Doni keras hingga Doni terdorong jatuh,

"Ulangi omongan lo!"

Doni menatap santai ke Bian yang berdiri menjulang di depannya, "GENG LO BEBAN, CUPU!"

bugh...

Bukan Bian tapi Ansel,

"Cupu kok teriak cupu!." ejek Bian memandang remeh Doni yang menyeka darah di ujung bibirnya.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang