"WOY ES TEH GUE NAPA LO MINUM ANJING?!"
"Gue kira punya Artha!"
Perdebatan Ansel dan Rian tak juga usai, ada saja masalah sepele yang membuat mereka berdebat namun justru hal itu lah yang membuat suasana menjadi sedikit cair karena mereka berdebat pun tak serius.
"Pesenin lagi sana!" titah Ansel karena minumannya di minum oleh Rian.
"Ahh mager, suruh aja Khali!"
Sang pemilik nama mendelik, "gak sopan kayak gitu sama majikan." balas cewek itu yang membuat seisi Warsih itu tertawa.
Rusuh, itu lah satu kata yang bisa di katakan jika para inti Gators juga beberapa anggotanya sudah berkumpul di warung Warsih. Apalagi saat ini di tambah Alan tak lupa juga Radya dan Khalisa.
"Jadi selama ini lo anggep gue babu?" tanya Rian tak terima.
"Enggak kok, cuma ya kurang lebih gitu." jawab Khalisa sambil menyeruput kuah soto ayam yang dia pesan.
Desta terkekeh, "emang muka lo cocok!" sahutnya mendukung Khalisa.
Sontak muka Rian langsung masam membuat suasana kembali rusuh karena tertawa, cowok itu pun duduk lagi ke kursinya lalu melirik kanan kiri yang tertawa dengan sinis.
"Puas lo pada ketawain gue?!" tanya Rian nyolot.
"Puas lahh." balas Ansel masih tertawa.
Rian menghentakkan kakinya lalu berjalan menuju Radya yang duduk diam sambil meminum es jeruk, dan sesekali menyuapi Bian makan.
"Ra tolongin, gue di bully." ucap Rian mencari pertolongan sambil merangkul lengan Radya.
Cowok itu menyandarkan kepalanya di bahu Radya membuat sang pawang melotot lalu memukul kepala Rian dengan kencang hingga cowok itu tersungkur dan membuat tawa kembali terdengar.
"Buset sakit Yan!" protes Rian tak terima.
Bian mendengus kesal, "ngapain lo pegang pegang Rara?!" tanyanya tak suka.
Radya bangkit lalu membantu Rian berdiri, membuat cowok itu tersenyum tengil hal itu kembali membuat Bian kesal setengah mati dan melemparkan sepatunya namun sayang meleset dan malah mengenai Artha.
"Anjing!" umpat lelaki datar itu saat terkena sepatu Bian.
"TIDAK KENAAAA!" teriak Rian lalu lari ke dalam Warsih itu bergabung dengan anggota Gators lain menghindari amukan Bian.
Radya membekap mulutnya yang ingin tertawa saat wajah Artha terlihat sangat tak enak sambil memegangi sepatu Bian begitupun yang lain yang menahan tawa.
"Ketawa aja kali!" ujar Artha malas.
HHAHAHAHAHA...
Temen lucnut ada yang kesusahan malah di ketawain, emang gitu ya temen.
Artha melempar balik sepatu itu pada sang pemilik, "bau terasi." cibirnya sambil menepuk-nepuk tangannya seolah memegang sesuatu yang sangat kotor.
"ENAK AJA, baru gue cuci kemaren." balas Bian tak terima.
"Iya bulan kemaren." sahut Radya sambil tertawa.
Cewek itu tau betul jika Bian ini sangat malas mencuci sepatu sedangkan Erlita mewanti wanti sepatu harus di cuci sendiri tak boleh pelayan di rumah.
"Ganteng ganteng jorok!" sahut Alan sambil bersendawa.
Arin masih di skors jadi dia bisa berkumpul dengan Bian dan teman teman tapi jika Arin sekolah pasti dia akan mengantar Arin pulang dan alhasil tak sempat nongkrong dengan para anak Gators.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...