Hari Senin sudah tiba kembali, hari yang di benci hampir semua pelajar mungkin. Hari setelah Minggu ini selalu sukses menjadi musuh mereka karena harus berangkat pagi pagi untuk upacara.
Belum lagi mata pelajaran setelah itu, sering disebut Senin neraka jikalau ada mapel matematika di hari itu atau kimia atau juga fisika.
Namun beruntung bagi semua murid SMA Kalingga saat ini, hari Senin ini hanya upacara bendera setelah itu mereka di bebaskan karena hari ini ada rapat guru yang akan membahas ujian kelas dua belas yang akan segera di laksanakan.
Banyak yang memilih di kelas tidur, atau bagi sang ambis atau kutu buku memilih di perpustakaan untuk belajar dan banyak lainnya yang memilih untuk ke kantin hanya sekedar mengobrol atau makan.
Seperti halnya Bian dkk, yang saat ini sedang berkumpul di kantin sambil bercanda dan mengobrol ringan. Bagi mereka jamkos itu surga apalagi kelas dua belas sudah banyak jam tambahan.
Namun ketenangan mereka terganggu dengan hadirnya manusia yang tak di harapkan, Nabila. Ya cewek itu masih gencar untuk mendekati Bian walau sudah di tolak banyak kali.
Ada yang punya temen kayak Nabila?.
Radya menatap malas Nabila yang sedang bergelayut manja di lengan Bian, dia segera mendorong Nabila hingga terjatuh.
"Ngapain neng?, Ngepel?" tanya Ansel polos sambil tersenyum miring.
Nabila bangkit lalu menatap Radya yang sedang bersedekap dada dengan kesal, "masalah lo sama gue apa?" tanyanya tak tau diri.
"Pakai nanya lagi si lonte!" sarkas Desta menusuk.
Nabila membulatkan matanya marah, "mulut lo minta di plintir ya?, enak aja lo ngatain gue lonte!" sebalnya.
"Kalau bukan lonte paling juga jablay." ceplos Ansel yang langsung di sambut tawa oleh semua penduduk kantin itu.
Anjir penduduk gak tuh..
Radya terkekeh sinis, dia memandang remeh Nabila yang menatapnya kesal. "kenapa? mau protes?"
"Iya lah, ngapain lo dorong dorong gue?!"
"Lah kan emang sampah pantes kalau di bawah."
Rian seketika bertepuk tangan melihat keberanian Radya, "anjip emang nih Rara."
"GAK USAH NGERENDAHIN YA LO!"
"KAYAK LO TERHORMAT AJA!"
Radya tersenyum miring, "ya iya lah terhormat, kan gue bukan pelakor kayak lo!," jawab Radya santai. "Lo tau apa yang lebih menjijikan daripada anjing?, ya lo!,"
Nabila mengepalkan tangannya emosi, "gak usah sok tau lo sama hidup gue!"
"Yaelah semua juga tau kali lo gangguin hubungan pejabat negara, sampe cerai. Gak punya malu ya lo?!"
Nabila menaikkan dagunya angkuh, "tamu gak akan masuk ke rumah kalau pemiliknya gak bukain pintu." jawabnya tak tau malu.
Radya terkekeh sinis lalu mendorong jidat Nabila dengan telunjuknya, "lo ngapain namu ke hubungan orang bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...