33

10.5K 448 98
                                    

Radya merapatkan jaket biru yang dia pakai menatap Bian yang masih mengeluarkan motor besarnya.

"Yuk.." ajak Bian lalu memasangkan helm bogo di kepala Radya lalu membantunya naik. Gadis itu melingkarkan tangannya di perut Bian,  yang disambut senyum oleh cowok itu  lalu melajukan motornya dengan pelan.

"Pelan amat kek keong" cibir Radya.

Bian terkekeh lalu menambah kecepatan motornya menjadi sedang,  namun Radya kembali mencibir.

"Lo naik motor apa odong odong sih, ngebut dong!"

Bian tersenyum jahil lalu menambah kecepatan motornya lagi membuat Radya berteriak dan semakin mengeratkan pegangannya pada Bian.

"Hahaha woyy...seru anjir.." teriak Radya lalu tertawa keras diikuti Bian.

Masih dengan tawa, mereka memasuki parkiran SMA Kalingga itu menarik perhatian orang yang berada di situ termasuk Arin yang menatap mereka sendu. Bian memarkirkan motornya di dekat motor teman temannya yang sudah menunggunya dari tadi, "lama amat pacaran dulu apa?" kesal Ansel.

Radya menyengir lalu turun dan mencopot helm nya, bergerak mendekati Artha yang juga menatapnya. Artha mengelus pelan kepala Radya lalu mengecupnya, dan membawa tangan Radya dalam genggamannya lalu menjauhi sahabatnya yang menatapnya cengo.

"Artha modus anjing!" teriak Rian tak terima lalu mengejar langkah Artha dan Radya.

Rian pun ikut merangkul Radya yang membuat Artha melepas genggamannya lalu memandang Rian sebal. Tak tinggal diam, Ansel mengambil alih tubuh Radya lalu memeluknya dan menyembunyikan kepala Radya di ketiaknya membuat Radya memberontak.

"Bauu bangke." sebal Radya lalu mendekat ke Desta yang merentangkan tangannya.

Desta memeluk Radya lalu mengecup pipi Radya sekilas dan membawa Radya masuk ke koridor namun langkahnya berhenti saat Arin tiba tiba di depan mereka.

"Hai kak." sapa Arin.

Radya hanya tersenyum tipis lalu mengangguk lalu menggandeng tangan Arin, menjauhi Desta dkk.

"Yok ikutin" ucap Rian lalu berlari mengejar mereka.

Langkah Arin dan Radya berhenti saat bu Ratna- guru BK yang lumayan killer, melakukan pemeriksaan di ujung koridor.

Arin segera mencopot jaket yang dia pakai lalu menyusul langkah Radya yang terlihat santai.

"Kak. Gak lepas jaket?"

Radya menatap Arin sebentar lalu menggeleng, membuat Arin melebarkan matanya, "berani banget kak Radya," gumamnya pelan.

Radya melemparkan senyum tipis pada Bu Ratna yang dibalas senyum lebar, para siswi disitu mencibir Bu Ratna yang bertingkah seperti singa di depan mereka sedangkan di hadapan Radya malah bertingkah selayaknya kucing jinak.

"Selamat pagi, Radya." sapa Bu Ratna sambil mengelus pelan rambut Radya.

"Pagi Bu" jawab Radya singkat.

Bu Ratna menatap Radya sebentar, "kenapa pakai jaket kamu sakit nak?"

Radya menggeleng pelan lalu menatap Bu Ratna datar, "gak kok Bu, ntar di kelas saya lepas."

Bu Ratna tersenyum lalu mengangguk,  mengundang bisik bisik tak terima dari murid yang berada disitu, karena sikap Bu Ratna yang berbeda jika dengan Radya.

Radya berterimakasih lalu pamit dari situ diikuti Arin, "kak Radya enak ya,  kayak princess"celetuk Arin iri.

Radya menoleh lalu tersenyum angkuh, "siapa sih yang bisa ngelawan Radya?!" ucapnya sombong.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang