17

12.2K 520 9
                                    

Jumat, hari dimana olimpiade ini akan dilakukan Radya dan Arin sudah berada di Jogja setelah sampai pagi tadi mereka sekarang sedang berusaha fokus mempelajari kembali materi yang disiapkan oleh Bu Asih pembimbing mereka.

"Inget jangan sampai kalah gara gara lo!" ujar Radya tanpa menatap Arin.

Arin mengangguk dengan bersemangat. Dua hari ini dia sangat semangat untuk  belajar, selain karena ingin memenangkan olimpiade ini, juga tawaran dari Radya yang sangat mengiurkan.

"Tapi nanti kalau menang Arin resmi kan jadi temen kak Radya dan kak Radya juga bantuin Arin buat-"

"Iyee, bawel amat deh lo!" potong Radya membuat Arin memajukan bibirnya kesal.

"Gausah cemberut lo jelek." ejek Radya pada Arin yang menatapnya sebal.

"Ihh sebel.." rengek Arin sambil memukul pelan bahu Radya yang dibalas tawa pelan.

"Udah, yuk masuk!" ucap Radya lalu mereka memasuki ruangan tempat olimpiade itu berlangsung dan siap dengan pertempuran.

......

Jumat ini sangat menyenangkan bagi seluruh murid SMA Kalingga, para guru sedang ada rapat dan ada juga sebagian menyaksikan olimpiade di Jogja, sehingga Jumat ini seluruh murid di bebaskan. Ada yang memilih pulang ke rumah atau pergi jalan jalan dengan pacar ataupun teman ada juga yang memilih stay di sekolah.

Sama seperti anggota inti Gators saat ini, mereka sekarang tengah bersantai di meja paling pojok kantin dengan Khalisa juga tentunya. Bian dan Artha yang tengah asik memainkan ponselnya sesekali mencomot ciki yang dibeli Khalisa tadi.

Rian dan Ansel yang mengobrol sesekali menggoda Khalisa yang sedang badmood karena datang bulan. Dan Desta yang tentunya sedang membaca komik ditemani segelas kopi hitam, dengan Khalisa yang menyandar di bahunya.

"Diem engsel, mau gue makan lo?!" sentak Khalisa garang ketika Ansel dengan iseng mencabut bulu di kakinya.

Ansel cengengesan lalu mencolek pelan pipi Khalisa, "emosi banget mbak nya?!"

Khalisa menatap Ansel tajam, lalu menjambak rambut Ansel dengan brutal sembari tertawa, "mampus lo mampus!"

"Woyy lepas ampun Sha, ampun ya Tuhan.." jerit kesakitan Ansel, seketika Rian dan Desta tertawa puas melihat wajah kesakitan Ansel.

"Udah udah!" seru Artha malas, saat melihat dua orang yang selalu menganggu ketenangannya ini.

"Nih lagi temennya lagi berantem, malah senyum senyum sendiri." cibir Artha pada Bian yang tengah tersenyum menatap layar ponselnya.

"Sirik ae lo!" balas Bian tersenyum sinis ke Artha yang menatapnya datar.

Bian mengetikan beberapa kalimat di ponselnya sebelum ikut menimbrung obrolan unfaedah dari para sahabatnya.

"Ihh Artha, mukanya gitu terus pengen cakar deh!" gemas Khalisa dan mengangkat tangannya seperti ingin menyakar.

"Hehh, urusan kita belom selesai ye udah mau kdrt orang laen aja lo!" sahut Ansel yang masih mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Kdrt apaan emang kita berkeluarga?!" balas Khalisa menatap Ansel malas.

"Yaudah ayuk berkeluarga!" ajak Ansel enteng, menatap Khalisa yang menatapnya kesal.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang