57

7.3K 413 36
                                    

"Kenapa jadi gini sih?!" oceh Rian sambil mengusap wajah Artha yang tak sadarkan diri.

"Biasanya juga kebal."

"Ntar bangun gue gaplok lo nyusahin aja"

"Bikin khawatir tau lo."

Rian mengusap kasar air matanya yang tiba menetes, "sialan Artha awas aja lo!"

Ahh Rian yang sensitif.

"Kabarin Radya gak?" tanya Desta sambil menunggu Artha yang sedang di tangani di rumah sakit milik keluarga Brawijaya.

Bian mengangguk, "kabarin aja!."

Desta mengangguk lalu mengambil langkah menjauhi mereka untuk menghubungi Radya.

"Halo.."

"Napa Des?"

Desta tersenyum tipis mendengar suara serak Radya yang mungkin baru bangun.

"Lo ke rumah sakit biasa mau gak?"

"Siapa emang yang sakit?,"

"Artha dipukul balok kayu pas perang tadi."

"Anjir, gue otw!"

Desta mengangguk lalu mematikan telfonnya dan bergabung dengan temannya yang terdiam tak bersuara, "udah jangan nangis"

Rian menoleh, "Artha anjing gak tau apa air mata gue mahal?." ocehnya dengan mata menatap pintu UGD dimana Artha ditangani.

"Lah siapa juga yang nyuruh lo nangis bego!"

Rian mengeplak kepala Ansel kencang, "temen anjing bukannya di tenangin."

"Najis aja gue mah."

Bian menggelengkan kepalanya, "Artha gak papa, lo kira dia selemah itu?." katanya menenangkan Rian.

Rian menggeleng, "dia pura pura doang."

"ADOH SAKIT ANJENG!"

Rian menoleh, memberikan tatapan mematikan pada Desta yang iseng menekan lebam di pipinya, "Desta asu gue tonjok lo!" cowok itu mengusap pipinya sesekali meringis.

Desta tertawa keras, "biar gak tegang tegang amat."

"Tegang tegang lo kita apaan?!"

Pembicaraan unfaedah itu terhenti saat mereka mendengar suara langkah kaki yang terdengar cepat mendekat ke arah ini, mata mereka kompak mengalihkan pandangannya ke seorang gadis yang berlari dengan wajah khawatirnya, "GIMANA GIMANA?"

pfffttt bwahahahahahah.

Suara tawa menggema di lorong rumah sakit yang sepi itu, objek yang di tertawakan malah berkacak pinggang marah, "apaan sih malah ketawa?!."

"Anjir gembel darimana lo?" tanya Rian sambil tertawa.

Radya melihat penampilan sendiri rambut yang dia jedai asal asalan dan baju tidur bergambar sapi yang kusut dan wajahnya yang sangat kacau, ya wajar bangun tidur gak pakai siap siap.

"Anjir jelek banget ya" sadar Radya lalu menggaruk rambutnya.

Cewek itu mendekat ke Bian yang tersenyum kecil, "Al ilfil gak"

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang