16

12.4K 599 56
                                    

"Lo gak ngerti materi apa?" tanya Arin yang melamun sedari tadi.

"Ehh.. ini kak aku kurang paham." jawab Arin menunjuk sebuah soal matematika yang terlihat rumit.

Radya mengangguk lalu mulai menjelaskan kepada Arin secara singkat namun mudah dipahami, gadis itu menatap kagum Radya yang menurutnya sangat cerdas.

"Kakak kenapa pinter banget?" tanya Arin tanpa sadar.

"Belajar lah." jawab Radya singkat.

"Iya juga."

Arin menggaruk tengkuk, merasa bodoh. Lalu mulai mengerjakan soal kembali dengan tenang dan sesekali melirik Radya yang fokus pada ponselnya.

"Lo bisa masak cireng?" tanya Radya tiba tiba kepada Arin.

"Hah?!"

Radya mengangkat satu alisnya, menatap Arin yang juga menatapnya binggung.

"Emm, bisa kak." jawab Arin ragu.

"Yaudah bikinin gue!" ajak Radya dan menarik tangan Arin menuju dapur rumahnya.

"Bahannya apa aja?" tanya Radya setelah mereka berdua sampai di dapur rumah itu.

Arin menatap dapur itu dengan kagum, interior nya begitu indah namun terkesan sederhana.

"Kalau dapurnya begini Arin mau masak seharian." gumamnya pelan.

"Hahh?!"

"E-ehh kenapa kak?"

"Ini bahannya apaan?" tanya Radya kedua kalinya.

"Ehh, ada tepung maizena gak?" tanya Arin menatap kulkas besar yang dibuka Radya.

"Ada ada."

Radya memberikan 3 bungkus tepung yang diminta Arin, "terus apaan lagi?"

"Daun bawang ada kak?"

Radya membuka kulkasnya lalu mulai mencari apa yang diminta Arin, "nih.."

Arin tertawa pelan, "ini seledri kak" jawab Arin tertawa.

"Hahh.. tauk lah lo cari sendiri aja!" ucap Radya dan berlalu menuju kursi di dapur itu.

Tawa Arin seketika meledak melihat tingkah Radya yang menurutnya menggemaskan, "lo ngetawain gue?!" sentak Radya yang membuat Arin langsung menutup mulutnya.

"Cielah, digituin aja mingkem lo gimana mau deketin Bian." cibir Radya pelan tapi masih bisa di dengar Arin.

Tangan Arin yang tadinya mencampur tepung terhenti mendengar ucapan Radya, matanya berbinar apakah ini tandanya dia sudah mendapatkan lampu hijau dari Radya?

"Kakak beneran mau deketin Arin sama kak Bian?" tanya Arin antusias.

Radya mengangguk lalu menatap malas Arin, "iyee.. nih kalo olim ini kita menang telak, lo jadi temen gue tambah gue bantuin deket sama Bian." ujarnya.

Arin mengangguk senang lalu kembali membuat adonan itu dengan ceria sembari bersenandung seakan melupakan apa yang dia lihat tadi malam.

"Seneng banget lo?!" ucap Radya melihat senyum Arin yang semakin melebar.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang