Radya menatap kotak abu abu dengan pita hitam yang dia pangku, hadiah dari Bian yang entah apa isinya yang jelas cowok itu menyuruhnya untuk memakai ini nanti malam.
Segera dia membuka kotak itu, setelah terbuka nampaklah gaun berwarna nude yang nampak sangat indah, senyum lebar nampak di wajah cantik itu.
Dia membaca kartu dengan tulisan singkat di atas gaun itu, kemudian senyum di bibirnya semakin melebar.
Ikan hiu makan paku
Date malem ini yu, bareng aku.Si ganteng.
Seketika Radya menoleh ke arah jam dinding, jam menunjukkan pukul tujuh malam. Segera dia masuk ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap siap berdandan secantik mungkin.
Karena sangat jarang Bian mengajaknya date.
Setelah selesai mandi, Radya mematut dirinya di pantulan cermin di kamarnya. Dress nude polos, se lutut yang nampak sangat pas di tubuh rampingnya.
Segera Radya memoles wajahnya dengan sedikit make up, dan memutuskan untuk mengcurly rambut coklatnya dan menambahkan jepit rambut agar senada.
Bibir pink itu tersenyum kecil, merasa puas dengan penampilannya malam ini. Ya semoga saja Bian suka. Tapi pasti Bian akan suka, ini kan Radya.
"Cantik juga gue." gumam Radya lalu terkekeh kecil.
Tin..tin..
Mendengar suara klakson mobil itu Radya berjalan menuju jendela kamarnya melihat siapa gerangan, ternyata ada Bian yang sudah rapi dengan setelan kemeja hitam dan celana kain dengan warna senada.
Cewek itu segera meraih tas branded yang sudah dia siapkan tadi lalu memakai sepatu hak tinggi berwarna hitam lalu bergegas turun ke bawah untuk menghampiri Bian.
"Hai!.." sapa Radya sambil merapikan rambutnya.
Seketika Bian menoleh, cowok itu terpaku melihat penampilan Radya dari atas hingga bawah. Dia berdecak kagum, Radya itu tak pernah gagal membuatnya terpesona dan kembali jatuh cinta untuk kesekian ribu kalinya.
Dress nude yang dia berikan tadi melekat pas membentuk tubuh ramping gadis itu, terlihat sangat cocok dengan kulit putih pucat Radya, dan dilengkapi juga wajah cewek itu yang terlihat sangat cantik dengan polesan make up natural.
"Kenapa?, Gak cocok ya?."
Bian berkedip, cowok itu terlihat gelagapan.
"Atau gue terlalu menor ya?." tanya Radya lagi tak percaya diri.
Bian menggeleng, "enggak kok, bagus. Cantik!." pujinya.
Pipi cewek itu pun bersemu merah, dia menunduk sambil memilin jemarinya membuat Bian berdesis ke gemasan dengan tingkah gadisnya itu.
"Ayo habiskan malam ini bersama!." Bian menjulurkan tangannya seraya mengedipkan mata sebelah kanannya.
Radya menyambut uluran tangan itu sembari tersenyum, ia berjalan mengikuti langkah Bian menuju mobil hitam yang sudah terparkir tepat di depan rumahnya.
Cowok itu membuka pintu mobil dan membantu Radya masuk ke mobilnya, setelah itu segera dia berlari ke kursi kemudi dan melajukan mobilnya ke tempat yang sudah dia persiapkan sejak seminggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBIAN
Teen FictionAlbian Athalla Brawijaya, cowok dengan sejuta pesonanya yang dapat memikat kaum hawa. Berperan juga sebagai ketua geng motor terbesar. Kebengisannya dalam membantai semua musuh musuhnya membuatnya semakin di segani. Tapi siapa yang menyangka, di bal...