68

7.2K 454 111
                                    

"RARA!"


Sang pemilik nama yang tengah asik membaca buku pun langsung melompat kaget, dia segera menoleh ke pintu kamarnya dan tepat Bian bersandar disana sambil bersedekap dada.

Pulang dari markas tadi Bian segera melepas jaketnya dan mengganti bajunya jadi lebih santai, entah kenapa dia sangat merindukan gadisnya lama tak menghabiskan waktu berdua karena sibuk mencari pelaku yang menyebabkan Radya kecelakaan namun syukurlah sudah terungkap.

"Lo ngapain?"

"Buta mata lo?!" jawab Radya tak santai.

Mendengar itu Bian hanya tertawa kecil,  lalu mendekati gadisnya yang masih asik dengan buku tebal yang baginya sendiri itu memuakkan. Ia memeluk tubuh Radya dari belakang menyesap aroma yang sangat memabukkan.

"Kangen by..." kata Bian dengan manja.

Radya hanya mengelus rahang Bian sekilas dengan mata yang masih tertuju pada buku yang dia baca, hal itu membuat Bian mendengus. Salah satu yang bisa membuat Radya mengabaikannya hanya buku.

Dan dia tak menyukainya.

"Ihhh Raraaaa..." rengek Bian mengeratkan pelukannya ke perut rata Radya.

Cewek itu mendongak menatap cowok yang bersandar ke bahunya ini, dia menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa sih Al?"

Bian mengerucutkan bibirnya manja, "kangennnn.."

"Kangen?" beo Radya.

"Orang tiap hari ketemu kok kangen." jawab Radya sambil terkekeh.

Cewek itu kembali membaca bukunya membuat Bian berdecak kesal, cowok itu berdiri tegap lalu menutup buku Radya dan membuang buku itu ke ranjang membuat sang pemilik melotot.

"Ihhh apaan sih?!, Nyebelin." sebal Radya lalu bangun dari duduknya hendak mengambil buku itu.

Namun sebelum gadis itu melangkah Bian lebih dahulu memeluk erat Radya, sangat erat hingga Radya sendiri tak bisa bergerak. Mau tak mau cewek itu membalas pelukan Bian sambil mengelus rambut cowok itu.

"Kenapa sayang?" tanya Radya dengan nada super lembut.

Bian melenguh semakin menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher gadisnya, apalagi elusan di rambutnya semakin membuatnya terbuai.

"Kangen..." balas Bian dengan nada agak serak.

Cowok itu melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi belajar Radya dan menarik tangan gadisnya untuk duduk di pangkuannya, membawa tangan gadis itu ke kepalanya lagi.

Sungguh bagai candu elusan Radya.

"Elusin." pinta Bian manja.

Cewek itu terkekeh pelan lalu mengelusi kepala Bian dan cowok itu menyandarkan kepalanya ke dada Radya, ya mereka sudah terbiasa dengan seperti itu bahkan mungkin hampir setiap hari.

"Kangen ayang..." manja Bian.

Radya kembali terkekeh, setiap detik bertemu tetap saja rindu. Dasar Bian.
Sungguh kebahagiaan bagi Radya karena memiliki Bian, mungkin bisa di sebut juga Bian sebagai bahagianya Radya.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang