32

10.8K 458 98
                                    

Hari ini Arin berangkat ke sekolah dengan sangat tidak bersemangat, ia masih mengingat lontaran jahat dari beberapa orang di Instagramnya bahkan masih sampai sekarang. Namun, disisi lain dia juga senang karena followers Instagram nya naik drastis menjadi 15 ribu, memang Bian sangat berpengaruh.


Dia memegang hatinya yang tak enak, entah apa yang terjadi hari ini dirinya merasa tak tenang dan gelisah. Arin melafalkan doa dalam hatinya agar semuanya baik baik saja.

Saat memasuki gerbang SMA Kalingga,  Arin mulai mendengar lagi hinaan dan cibiran dari siswa maupun siswi yang ada disana, dia hanya menunduk lalu meneruskan langkahnya. Arin kembali mendongak ketika merasakan ada yang merangkul bahunya, Kavi.


"Lo udah sembuh?"

Arin mengangguk cepat dan tersenyum, "kamu sendiri?" tanyanya balik.

"Udah kok, cuma pusing doang sebenernya cuma gue males masuk." jawab Kavi cengengesan.

Arin menggelengkan kepalanya lalu memukul lengan Kavi pelan, "dasar!"

"Ohh iya. Hila ig lo nambah followers nya banyak banget." ucap Kavi antusias.

"Tapi juga nambah haters" sambungnya.

Arin mengerucutkan bibirnya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Kavi, lelah.

Kavi mengelus pipi Arin pelan, "tenang aja gak usah diambil hati."

Arin mengangguk, "mau se enggak perduli itu juga tetep kepikiran Kavi"

"Iya juga sih."

Setelah sampai di kelas, mereka pun bergegas duduk di bangkunya masing masing.

"Lo udah baikkan?" tanya Bela menoleh kebelakang.

Arin mengangguk, "udah kok Bela, aku gak papa."

Bela mengangguk, "ntar kan kalau ada apa apa gue yang panik."

Arin terkekeh pelan lalu mulai mengeluarkan buku nya untuk memulai pelajaran pertama.

......

Arin, Bela juga Kavi sedang memakan makanannya dengan tenang di kantin SMA yang masih lumayan sepi itu, berkali kali Arin menoleh ke meja kantin pojok kantin itu yang sudah dihuni oleh lima orang tanpa Bian dan Radya.

"Kak Bian mana Rin?" tanya Bela pada Arin.

Arin menggeleng tak tahu, handphone Bian pun tak aktif berulang kali menghubunginya dari semalam tak ada jawaban apapun. Tiba tiba matanya bertemu dengan mata tajam Artha. Yang menatapnya sangat tak bersahabat, Arin pun langsung menundukkan kepalanya saat merasakan tatapan Artha sangat mengintimidasinya.


"Kak Radya juga gak ada?" bisik Arin pelan.

"Heem, mereka kemana ya?" sahut Bela yang ada disamping Arin.

"Mungkin lagi ada acara berdua, positif thinking aja."

Arin mengangguki ucapan Kavi lalu memakan makanannya kembali sesekali melirik meja pojok itu.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang