26

10.7K 483 142
                                    

"RADYA GUE SUKA SAMA LO, MAU KAN LO JADI PACAR GUE?!"


Radya menatap jengah pada lelaki yang berlutut di depannya ini, mereka sekarang berada di tengah lapangan olahraga SMA Kalingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.
'tolol malu maluin aja!' batin Radya bergejolak.

Radya tersenyum lalu mengangguk dengan paksa, dan menatap Raga yang bersorak senang karena anggukannya padahal Radya hanya ingin bermain main dengan cowok ini.

Pakgirl ni Radya.

Lumayan kan pacaran sama most wanted sekolah plus ketua futsal dan bulu tangkis, walau tak ada rasa.

"Susah emang kalau sifatnya gak enakan." celetuk Ansel setelah melihat Radya pasrah dirangkul Raga menuju kantin.

Rian memutar bola matanya malas, "bukan gak enakan tu bocil mah cuma main main."

"Iya, sejak kapan Rara gak enakan orangnya aja ceplas ceplos begitu." sahut Desta.

Bian tersenyum miring melihat Radya yang menoleh ke arahnya seolah membutuhkan pertolongan, "yuk kantin!" ajaknya.

Arin yang juga melihat itu tersenyum lebar, semoga saja karena punya pacar Radya tak lagi menempeli Bian terus karena jujur dia tak suka.

Dia berlari menuju kelas untuk mengambil bekalnya yang akan dia berikan pada Bian, dan sesuai saran Radya kemarin. Mungkin Arin akan mencoba bersikap agresif mulai saat ini. Ia sudah menguatkan hatinya untuk menerima hinaan dan bentakan Bian nanti demi bisa meluluhkan hati Bian dia juga harus berusaha keras.


....


"Kamu mau pesen apa honey?" tanya Raga menatap Radya lembut.

'ya Allah pengen nampol' batin Radya.

"Bakso aja deh," jawab Radya lembut.

Raga mengangguk lalu berdiri untuk memesankan bakso untuk dirinya dan Radya tentunya.

Puk

Radya menoleh ke sahabatnya yang tentunya tak jauh darinya yang sedang tertawa puas, tangan Radya membuka tisu yang dilemparkan oleh mereka tadi.

KASIAN SENJATA MAKAN TUAN.

Begitu tulisan di tisu itu membuat Radya meremas tisu itu lalu membuangnya asal, dan segera menoleh kembali saat Raga kembali dengan 2 mangkuk baksonya.

"Aku suapin ya honey?"

Radya menggeleng cepat, lalu meraih baksonya lalu memakannya dengan cepat agar tak terlalu lama dengan spesies manusia ini. Raga tersenyum manis lalu mengusap ujung bibir Radya berulang kali walau tak ada noda disitu membuat Radya menyesali anggukannya tadi.


Di seberang sana Ansel, Rian dan Khalisa tak dapat menahan tawanya saat melihat Radya yang begitu pasrah dengan Raga.

"Terlihat tertekan ya bun." ucap Ansel masih dengan tawanya.

Bian tersenyum tipis melihat Radya yang menyentak tangan Raga yang dari tadi mengelus pipi Radya, awas saja nanti pasti akan Bian sucikan kembali.

ALBIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang