Brengsek Jeon

4.6K 307 50
                                    

Ini diambil dari kisah yang pernah aku alami. Siapkan tisu ataupun siapkan mental.




Park Jimin murid yang mendapatkan beasiswa full karena kepintarannya namun banyak yang tidak suka pada dirinya ya karena Jimin sekolah di sekolah elit.

Jimin juga dibenci karena di sayang oleh guru-guru bahkan pemilik sekolah pun sangat ramah pada Jimin. Namun kalian salah jika Jimin hanya di pandang benci oleh murid-murid di sana. Jimin selalu di bully oleh Jungkook, anak pemilik sekolah tersebut.

Jungkook selalu membully Jimin karena ayahnya selalu membandingkan dirinya dengan Jimin membuatnya benci pada Jimin. Selama Jimin sekolah di sana, Jungkook harus membuat Jimin menderita.

Siang ini Jimin sedang berada di taman belakang untuk memakan siang yang selalu dia bawa. Jimin tak pernah menginjakkan kaki di kantin karena dirinya tak mau mencari masalah. Tentu saja karena Jimin itu miskin dan selalu di pandang rendah oleh murid-murid lain. Apalagi mereka membenci kacamata botol yang di pakai Jimin itu.

Saat suapan terakhir, sendok makan Jimin terlempar ke tanah dan Jimin langsung mengambil sendok nya itu. Tanpa dia melihat siapa yang melakukannya, Jimin sudah tau siapa orang itu.

"Enak ya makan sendiri."ejek Jungkook.

Jimin tidak menjawab, dirinya hanya menunduk memperhatikan sepatu bututnya. Jungkook menggeram.

"Jawab."bentak Jungkook.

"Ti-tidak."jawab Jimin.

Jungkook mengangkat dagu Jimin hingga keduanya saling bertatapan, "Lihat mataku jika kau sedang berbicara."ucap Jungkook.

"Baik."

Jungkook melepaskan tangannya dari dagu Jimin dan mengelap tangan pada celana seperti Jimin itu adalah debu. Jungkook melihat lagi Jimin yang menunduk.

"Sepertinya kau haus."ucap Jungkook dengan smirk andalannya.

Jungkook menarik tangan Jimin. Para murid melihat mereka berdua dengan tatapan benci lebih tepatnya kepada Jimin. Jungkook tak peduli, dia akan membawa Jimin ke atap sekolah, tempatnya untuk menyendiri.

Setelah sampai di depan pintu atap sekolah, Jungkook membuka pintu itu dan menarik Jimin pada sofa yang berada di sana lalu mendorong Jimin hingga jatuh dengan keras di atas sofa.

"Shh."Jimin mendesis sakit.

Jungkook berjalan kearah Jimin dan sekarang berada di atas Jimin. Dengan masih smirk andalannya, Jungkook mengapit pipi Jimin hingga bibir Jimin moncong ke depan.

Jungkook membuka resleting celana dan mengeluarkan kejantanan dari celananya, mata Jimin melotot saat kejantanan Jungkook berada di depannya.

"Kau haus bukan? Aku akan memberikan mu minum."ucap Jungkook dengan menekan kata 'minum'.

Jimin menggeleng dan memberontak tapi bukan Jungkook namanya jika tak bisa membuat lawannya melemah.

"Jika kau masih ingin sekolah dengan nyaman, suck it."ucap Jungkook.

Jimin masih menggeleng, Jungkook menampar Jimin hingga pipi sebelah kiri Jimin memerah.

"Turuti jika tidak ingin keluar besok hari. Bukan hanya itu, aku akan membuatmu lebih menderita dari pada ini."ucap Jungkook.

Jimin dengan sedikit keberanian nya menatap mata Jungkook, "Aku mohon jangan lakukan itu."ucap Jimin.

Dirinya sudah hidup dengan susah dan menderita selama ini. Dirinya ingin menjadi lebih baik di kehidupan mendatang namun sepertinya Tuhan belum mengijinkan.

[END] GWAENCHANH-A? || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang