Park Jimin lelaki mungil yang lagi jalan dari gerbang menuju kelasnya, dari tadi Jimin selalu nunduk karena Jimin itu engga mau punya masalah kalo dia ngangkat kepalanya. Walaupun pada akhirnya Jimin selalu di bully sama geng Bangtan namanya.
Geng Bangtan isinya orang berpengaruh di sekolahnya pokoknya keluarga kaya semua, cebol gitulah. Engga ada yang berani sama mereka, dan mereka selalu membully si Jimin apalagi yang paling sering bully Jimin itu Jungkook.
Kenapa geng Bangtan itu ngebully Jimin? Karena waktu kelas 10 Jimin engga sengaja menumpahkan minumannya pada si maknae dan karena permintaan si maknae selalu dituruti maka dari itu mereka jadi ngebully Jimin walaupun mereka engga mau. Anggap aja Jungkook balas dendam dengan kasar.
Sebenarnya geng Bangtan lainnya kasian sama Jimin tapi di sisi lain Jimin itu bersyukur karena dirinya di bully oleh geng Bangtan membuatnya tidak di bully oleh anak yang lain. Oh ya Jimin masuk ke sekolah itu karena beasiswa yang dia dapatkan. Dirinya tinggal sama bibi dan pamannya tapi dirinya maksa untuk tinggal di kos yang tak layak pakai.
Karena kos Jimin itu kecil, pas kalian masuk langsung di suguhi kasur terus kamar mandi dan pinggirnya itu dapur, dan betapa kumuhnya kos Jimin namun Jimin bersyukur walaupun kos nya tak layak dipakai itu yang penting dirinya masih bisa meneduh, bener gk?
Balik lagi, Jimin lagi jalan di lorong yang sepi karena Jimin selalu berangkat sebelum anak-anak yang lain sampai. Jimin masuk ke dalam kelasnya dan menghela nafas, dirinya mengepalkan kedua tangannya dan berbicara tanpa suara "화이팅"
Jimin mengeluarkan buku yang akan di pelajari hari ini, Jimin sangat serius melihat bukunya hingga tak sadar Jungkook masuk ke dalam kelas. Jungkook terdiam saat melihat Jimin yang sedang duduk di bangkunya, entah kenapa wajah Jimin sangat bersinar dari hari ke hari dan tatapan Jungkook jatuh pada bibir plum Jimin yang sedang mengerucut.
Jungkook berjalan kearah Jimin tanpa mengalihkan tatapannya, Jimin merasa ada yang mendekatinya mengangkat kepalanya. Jimin melihat Jungkook yang menatap nya intens dan tajam, Jimin langsung menundukkan kembali kepalanya.
Jungkook sudah sampai di depan bangku Jimin, tangan kirinya diletakkan diatas meja dan tangan yang kanan meraih dagu Jimin yang menunduk. Mereka saling bertatapan, mata Jungkook menatap mata Jimin yang dihalangi oleh kaca mata dan juga menjatuhkan tatapan pada bibir plum Jimin.
Jimin menelan ludahnya kasar karena perlakuan Jungkook membuat jantungnya berdetak kencang dan tanpa Jungkook sadari jantungnya ikut berdetak kencang. Jungkook baru sadar jika mata itu sangat bagus dan bibir Jimin yang merah itu membuat jantungnya makin berdebar.
Jungkook melepaskan tangan nya dari dagu Jimin dan berjalan kearah bangkunya, dan Jimin menatap Jungkook bingung kenapa Jungkook tidak mengejeknya seperti biasanya? Dan Jimin tidak memperdulikan nya dirinya kembali melihat buku pelajaran. Yang mereka tak sadari adalah teman geng Jungkook melihat kelakuan Jungkook pada Jimin itu.
♥♥♥
Suara bel membuat para murid berbaur keluar untuk makan siang, dan geng Jungkook pun ikut keluar untuk makan ke kantin namun entah kenapa Jungkook tidak ikut dengan geng nya. Jungkook malah mengikuti Jimin dan Jimin tidak sadar itu.
Jimin masuk ke dalam ruang musik yang sudah tak terpakai lagi, Jimin duduk di bangku yang ada disana karena Jimin memang menyimpan bangku tersebut disana. Jimin masih belum sadar jika Jungkook mengikuti dirinya.
Jimin memakan bekalnya dengan lahap, Jungkook masih menatap Jimin hingga Jimin berdiri dari duduknya dan berjalan kearah piano disana. Jimin duduk dan menekan tuts piano.
Jimin memejamkan matanya lalu menekan piano dengan asal dan Jungkook bisa merasa bahwa lagu itu mengandung kemarahan dan kesedihan sekaligus, kenapa Jungkook bisa tau padahal Jimin hanya menekan dengan asal.
Jungkook bisa melihat Jimin menyelesaikan lagunya dan menutup wajahnya dan Jungkook bisa melihat bahu Jimin yang bergetar. Dan Jungkook tau jika Jimin sedang menangis.
Jimin mengusap mata dan pipinya yang basah karena air matanya. Jimin berdiri dari duduknya dan mengambil botol serta tempat bekal dirinya. Jimin berjalan menuju pintu dan saat melihat Jimin akan keluar membuat Jungkook bersembunyi.
Suara pintu tertutup menandakan jika Jimin sudah keluar dan Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya. Entah ada apa dengan dirinya kenapa mengikuti Jimin bahkan dirinya merasa hatinya sakit melihat bahu mungil itu yang bergetar.
♥♥♥
Bel masuk berbunyi dan dari tadi Jungkook tidak menatap kedapan atau tidur karena sekarang Jungkook terus menatap Jimin yang fokus ke depan. Sebenarnya Jimin tau jika Jungkook sedang menatapnya namun dirinya takut jika Jungkook makin membully nya maka dari itu Jimin tetap fokus ke depan.
Teman-teman nya menatap Jungkook bingung karena Jungkook aneh, tidak ikut mereka ke kantin dan saat masuk ke dalam kelas pun Jungkook tidak bicara apapun, bahkan mereka melihat jika Jungkook terus menatap Jimin.
Sampai bel pulang berbunyi membuat Jungkook sadar dan membereskan bukunya ke dalam ransel dan Jungkook bisa melihat Jimin juga memasukan buku-buku nya ke dalam ransel namun Jimin masih diam tidak keluar dari kelas. Maka dari itu Jungkook memainkan ponselnya dan menunggu Jimin keluar dari kelas.
Setelah kelas sepi ya walaupun ada Jungkook, dengan perlahan Jimin berdiri dari duduknya lalu berjalan ke pintu. Jungkook mengikuti Jimin, btw Jungkook menolak pulang bersama teman-teman nya itu ya.
Jungkook melihat Jimin yang tersenyum dan membungkuk kearah satpam itu dan berjalan kearah kanan, Jungkook melewati satpam itu dan satpam itu membungkuk pada Jungkook. Jungkook kira Jimin akan berhenti di halte namun ternyata tidak. Jungkook melihat Jimin masuk ke dalam supermarket dan Jungkook pun ikut masuk.
Jimin sedang melihat bahan-bahan untuk dirinya makan malam tapi saat melihat harga nya Jimin menurunkan bahunya karena uang yang dia punya itu kurang, dan itu semua tak luput dari pandangan Jungkook.
Jimin berjalan kearah kasir dan melihat kasir itu sedang membereskan kimbab yang 1 hari lagi akan memasuki kadaluwarsa karena kotak itu bertuliskan buang. Jimin menahan tangan kasir itu lalu tersenyum dan sedikit membungkuk tubuhnya. Jimin menulis di buku kecil yang selalu ada di lehernya.
"Apakah itu akan dibuang? Apakah aku bisa mengambilnya? Berapa harganya? Tapu aku hanya punya uang 2000 won." Begitulah tulisan Jimin.
Kasir itu melihat tulisan Jimin dan tersenyum, "Kau mau ini? Ambillah tapi langsung dimakan ya, kau tidak perlu bayar."ucap kasir itu.
Jimin menulis lagi, "Terimakasih banyak."
Kasir itu tersenyum dan memberikan kimbab pada Jimin, dan Jimin menbungkuk lagi lalu pergi dari sana. Melihat Jimin sudah keluar dari sana membuat Jungkook pergi menghampiri kasir itu.
"Kenapa kimbab itu diberikan pada dia? Bukankah itu sudah kadaluwarsa?"tanya Jungkook pada kasir.
"Belum kadaluwarsa, tapi wajahnya sangat menginginkan kimbab tapi pria itu hanya punya uang 2000 won."jawab kasir.
"Oh begitu, terimakasih."
Jungkook keluar dari supermarket dan melihat Jimin yang sudah jalan sedikit jauh dari dirinya, Jungkook sedikit berlari. Saat memasuki permukiman yang tak layak itu membuat Jungkook was was siapa tau ada perampok bukan. Jungkook bukannya takut namun dirinya hanya berjaga-jaga saja.
Namun dirinya malah melihat Jimin yang ditahan 2 orang lelaki dengan tubuh lebih besar dari Jimin sendiri. Salah satu dari mereka mencolek dagu Jimin, dirinya akan menghampiri Jimin namun terhenti karena Jimin yang sudah berhasil melumpuhkan kedua 2 itu.
Jungkook terkejut, jika Jimin bisa mengalahkan 2 orang sekaligus kenapa Jimin tidak melawan saat dirinya di bully? Dan tanpa disadari Jungkook, Jimin melihat Jungkook dan langsung berlari masuk ke dalam kos nya.
Karena melihat Jimin sudah masuk ke dalam sebuah rumah yang tak layak pakai membuat Jungkook bernafas lega jadi dirinya bisa pulang sekarang.
To Be Continued
Aku..
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] GWAENCHANH-A? || KOOKMIN
Fantasy[END] Lanjut ke GWAENCHANH-A? 2 ya Jangan lupa masukan ke dalam library ataupun list bacaan Berisi cerita antara Jungkook dan Jimin. Start : 16 April 2020 Finish : 19 Agustus 2021 BxB Yang gk suka boleh pergi Ngarepin orang yang menghargai karya au...