High School

4.6K 295 2
                                    

Request by jks9597

Terlihat seorang pemuda mungil sedang meringkuk di sudut kamar mandi dan di depannya ada seorang pemuda tampan yang sedang membully nya. Pemuda tampan itu selalu membully pemuda mungil hanya karena si pemuda mungil yang kutu buku membuatnya dibully.

Teman-teman si pemuda tampan itu sudah menasehatinya untuk tak membully pemuda mungil itu namun selalu dihiraukannya. Jadilah mereka semua sudah bosan karena pemuda tampan itu yang keras kepala.

Panggil saja Jimin si kutu buku dan Jungkook di pemuda tampan. Jungkook berjongkok di depan Jimin yang masih meringkuk dan mengangkat dagunya hingga mereka saling bertatapan dan anehnya Jungkook merasa jantungnya yang berdebar kencang.

Jungkook melepaskan dagu Jimin dan berdiri, "Aku lepaskan hari ini, tapi tidak untuk lain hari."ucap Jungkook sambil meninggalkan Jimin di kamar mandi.

Jungkook menggelengkan kepalanya saat melihat mata Jimin, dengan terburu-buru dirinya masuk ke dalam kelas dan terlihat teman-teman sedang mengobrol.

"Sudah puas membully nya?"tanya Bambam.

Jungkook tidak menjawab, dirinya masih mencoba melupakan kejadian tadi di kamar mandi, Jungkook menggelengkan kepalanya untuk menghapus ingatan tadi. Teman-temannya yang melihat menatap bingung Jungkook karena tak biasanya Jungkook bersikap seperti itu.

"Kau kenapa?"tanya Yugyeom.

"Sepertinya aku jatuh cinta."lirih Jungkook namun masih bisa di dengar oleh teman-temannya.

"Dengan siapa?"ucap mereka sama.

Belum juga Jungkook menjawab, wali kelas mereka masuk kedalam kelasnya. Mereka memberi salam dan setelah duduk. Saat wali kelas mengabsen, Jimin masuk kedalam kelas dan meminta maaf karena terlambat masuk.

"Kenapa terlambat?"tanya Saem.

"Maaf Saem, ada masalah pada perut saya jadi saya pergi ke kamar mandi."ucap Jimin sambil membungkuk.

"Baiklah, duduk di tempat mu."ucap Saem.

"Nde."

~~~

Bel pulang sekolah berbunyi dan semua siswa keluar dari sekolah untuk pulang ke rumah mereka. Namun beda lagi dengan Jimin yang saat ini sedang piket padahal hari ini bukan bagian piketnya. Namun karena Jimin tak ingin membuat masalah jadi dia iyakan saja.

Langit yang sebelumnya cerah kini berganti menjadi mendung dan rintik hujan mulai turun ke bumi. Jimin yang melihatnya buru-buru menyelesaikan piketnya, takutnya hujan makin lebat dan dirinya tak membawa payung apalagi dirinya akan jatuh sakit jika sudah kehujanan.

Jimin menggendong tas nya lalu keluar dari kelas untuk menuju halte bus yang di depan gerbang. Jimin menjadikan tasnya untuk memayungi kepalanya dan dirinya sedikit membungkuk saat satpam sekolah baru saja keluar dari pos.

"Nak Jimin, berteduh dulu disini. Hujan makin lebat."ucap satpam.

"Tidak apa-apa pak, saya akan langsung ke halter bus."ucap Jimin.

"Nak Jimin bisa menelfon supir untuk menjemput, dan bapak juga tidak punya payung."ucap satpam.

"Tidak apa-apa pak, terimakasih tawarannya. Saya harus ke halte sebelum busnya datang."ucap Jimin.

"Baiklah, hati-hati ya."ucap satpam dan Jimin mengangguk.

Jimin menunggu di halte bus dan badannya sudah basah walaupun tidak basah kuyup. Jimin sedikit menggigil saat udara dingin menusuk kulitnya.

[END] GWAENCHANH-A? || KOOKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang