Lola(1)

426K 3.4K 84
                                    

Area 21+

Harap bijak saat membacanya!

***

Dentuman suara dj terasa memekakkan telinga. Di salah satu meja duduk seorang perempuan rambut blonde. Dress yang dikenakannya nampak menggoda pria berhidung belang.

"Satu lagi!"

Bartender disana hanya tersenyum dan memberikan gelas berisi alkohol itu.

Drtt... Drttt...

"Hay ganteng, ahaha."

"Gue cewek bangsat! Lo dimana? Biar gue jemput!"

"Gue? Ah, gue ada di tempat paliiing indah, uh!"

"Lo dimana Lova?!"

"Uhm, gue bacottt!"

"Lova, halo-"

Tut.

Mata perempuan yang bernama Lova itu menjelajahi isi club. Menghampiri bartender sembari mengangkat gelas panjangnya.

"Uhm, toilet mana? Gue mauuu apa ya? Oh iyaaah mauuu mandi, gerahhh, luvyu!"

Bartender itu menggeleng, memanggil salah satu pelayan disana untuk menggantikan tugasnya. Pelayan itu menatap lekat wajah Lova yang memerah.

"Kalo ada yang nyari dia, bilang udah diantar pulang!" tegas sang bartender pada pelayan itu.

Mendapat anggukan pelayan itu, bartender tadi menarik lengan Lova yang berjalan sempoyongan.

"Apa aku ada disurga? Ketemu dengan bidadarah, yeay ahhh!" pekik Lova berjingkrak membuat bartender itu tersenyum simpul.

"Nama kamu siapa? Akuhhh? Aku Lovaaa!"

"Lana."

"Panash, hhh uhm bidadarah, aku pengenh."

Lana menghentikan jalannya. Membuat Lova yang ditarik lengannya menubruk punggung lebarnya. Rahangnya mengeras. Menutup mata sejenak lalu membukanya menatap Lova yang sayu.

"Bih, a-akuh eungh-"

Tanpa berkata, Lana menggendong Lova dengan pandangan gelap menuju ke mobilnya. Merebahkan tubuh Lova di kursi belakang. Tangan besarnya mengumpulkan rambut Lova yang berantakan. Memberikan kecupan-kecupan kasar di leher jenjang tersebut yang menciptakan tanda keunguan.

"Ahhh."

Desahan tersebut semakin meningkatkan gairah Lana. Dengan kasar di cumbunya bibir Lova yang tipis. Lova tak mau kalah, disela desahannya ia mengelus tengkuk belakang Lana sesekali menjambaknya.
Tangan kanan Lova menelusuri raut di depannya, menyentuh alis yang tertata rapi itu kemudian turun ke jakun pria itu. Sementara tangan kirinya menyentuh dada Lana dengan sensual.

"Hh gue gak boleh gila disini!" Lana masih waras jika harus menyatu dengan perempuan itu di parkiran mobil.

Dengan tergesa, Lana masuk kedalam mobil dan mengemudikannya menuju ke rumah. Sepanjang jalan, Lana harus menahan gairah saat menatap Lova yang menggoda dengan pakaian tipisnya.

"Ughh, hhh gatal, a-akuhh butuhh, t-tolong panash!" jeritan Lova membuat penis Lana yang membengkak di balik celananya semakin ngilu. Lana memperlaju mobilnya hingga tiba di rumah yang mewah.

Lana memarkir mobil dan menggendong Lova yang segera melingkarkan kaki di pinggang dan lengannya di leher Lana. Sembari berjalan masuk mereka terus bercumbu, tak menghiraukan pasangan mata disana.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang