Obsession him -3

11.3K 306 17
                                    

Hawo bebeb!!!

Thanks for 800 followers, guys!

Suer! Seneng banget liat nya. Kalian gak ada yang mau nraktir Tata buat 800an followers gitu?! Haih pedekut sekali kalian ya!

Padahal gak minta yang aneh-aneh kok. Cukup Car sport juga gapapa. Uhuk, Tata becanda. Tapi kalau serius juga gapapa kok 😆

Back to topic!

Ekhem, seperti biasa ya. Tinggalin jejak vote dan komentar biar ni story keliatan rame views. Kritik yang membangun juga Tata terima kok.

Trus tandain typonya ya!











Happy Reading Guys!!!






















"Anjing! Lo pikir gue temui lo gegara gue suka sama lo? Nggak! Kalo nggak lo bayar mana mau gue kesini. Lagian gue udah suka sama orang lain."

Fanila tak menghiraukan cerocosan Kai. Dirinya malah terfokus pada dua orang yang berjalan agak jauh dari tempatnya duduk sekarang. Tak ingin semakin sakit hati, Fanila pun beranjak menuju dua orang itu.

"Naufal." panggilnya membuat dua orang itu menoleh. Naufal, kekasih Fanila itu hanya diam melihat Fanila mendekatinya.

"Siapa?" tanyanya lemah dengan pandangan tertuju pada perempuan disamping kekasihnya. Tak ada jawaban dari Naufal.

"Siapa, Fal?" ulang Fanila menggoyang lengan yang segera di hentak oleh lelaki itu.

"Tunangan aku. Kenapa?"

"Tunangan?" tanya Fanila pelan, tak percaya. Ia menatap perempuan di samping Naufal yang hanya diam termangu. "Kamu tunangan Naufal?"

Fanila tertawa sinis. Menertawai dirinya yang begitu bodoh. Cairan bening mulai memenuhi pelupuk mata siap membanjiri pipi.

"Aku tulus sama kamu. Tapi, ini balasan kamu ke aku, Fal?" Tanpa bisa dicegah, air mata mengalir di pipi. "Dan kamu, apa kamu tidak tau kalau kami masih berpacaran?" tanya Fanila namun perempuan itu tak bersuara. Hanya senyum sinis terpatri diwajahnya.

"Sebaiknya kamu pergi, Fanila." Bukan, bukan perempuan itu yang berbicara, melainkan Naufal. Lelaki itu menatap lurus tanpa melihat sedikit pun ke arah Fanila.

"Fal?"

Tatapan menyedihkan itu berubah menjadi dendam. Amarah dalam dirinya tak dapat dibendung lagi. Fanila kesal juga cemburu dalam waktu bersamaan. Sepersekian detik, Fanila langsung menjambak perempuan disamping Naufal itu.

"Kamu?! Pasti kamu yang ngegodain Naufal kan?! Dasar pelakor!"

"Akhh!!! Anjing! Lepasin bangsat!" Perempuan itu merasakan kulit kepala nya begitu sakit. Tak ingin hanya ia merasakan sakitnya, perempuan itu pun ikut menjambak Fanila.

"Dasar pelakor! Arghh!"

"Akhh! Lepasin bangsat!"

Jeritan dan makian keluar dari mulut kedua orang beradu kepala. Naufal sendiri kesulitan melerai perjambakan itu. Ditambah mereka berada di taman yang otomatis semua orang melihat perkelahian ini.

"Mati kamu pelakor!!"

"Anjing. Lepasin setan!"

"Akhh."

"Fanila! Lisa! Berhenti!"

Naufal yang kepalang malu dilihat orang-orang pun menyentak kedua tangan perempuan itu menyebabkan Fanila oleng namun di tahan oleh Kai yang ternyata baru datang. Sedangkan Lisa segera di dekap oleh Naufal. Hal itu jelas membuat Fanila berontak hendak menghabisi wajah sok tersakiti itu kembali.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang