Tubby

79K 1.4K 45
                                    

"Liat deh, iyeuh. Norak banget sih!"

"Ngerusak pemandangan!"

"Masih tahan disini? Gue kira udah minggat!"

"Dasar babi!"

Sudah sering lelaki gemuk itu menjadi cemoohan siswa sekitar. Sebenarnya tak ada yang salah dengan penampilannya. Badannya yang gemuk disertai pipi chubby memperlihatkan dirinya yang begitu imut. Namun, hampir semua murid malah menatapnya jijik.

Devano Manendra.

Biasanya nama itu identik dengan most wanted boy. Tapi berbeda dengan si chubby ini. Ia kerap dijadikan ajang pembullyan.

"Devano! PR gue?" Seorang siswi menadahkan tangan meminta bukunya.

"I-ini, m-maaf kalo De-vano salah." Tangan gemuk itu menyerahkan buku bersampul silver pada siswi itu. Monara Naresya khwel. Most wanted yang terkenal kecantikannya.

"Salah?! Awas aja kalo sampe nilai gue rendah! Mati lo!" Gadis bersurai brunette itu beranjak meninggalkan Devano yang menunduk.

"Jangan nunduk chubby," Devano mendongak saat tangan seorang mengelus surainya. Devano sangat mengenalnya. Gadis urakan dengan gelang bernama Rachelle Z. yang ia kagumi diam-diam.

Pakaian yang terbuka semua kancingnya memperlihatkan kaos hitam yang dikenakannya, rok beberapa cm diatas lutur, topi yang terbalik, jangan lupakan lengan baju yang tergulung. Oh, satu lagi. Tatto kecil di pergelangan tangan. Devano tak tahu apakah itu permanen atau nggak.

"Nama lo siapa?" Masih mengelus, gadis itu menyunggingkan senyum.

"D-devano Man-nendra." Devano menunduk. Sadar dirinya lancang menatap gadis itu. Meski tak sepopuler Monara namun Rach—begitu ia biasanya dipanggil— banyak yang mendekati.

"Sorry tubby, Resya emang begitu."

Devano mengangguk pelan.

"ELLE!"

Sebelum pergi menuju seorang lelaki yang memanggilnya, Rach sempat mencubit pipi berisi Devano yang mematung tak percaya.

"Heh babi! Lancang banget lo ganjen-ganjenin Rach!" Seorang laki-laki datang menendang lututnya. Jatuhnya Devano ditertawai sebagian murid yang melihatnya.

"Mana mau Rach dengan orang kelebihan lemak kayak lo! Jangan mimpi babi!" Devano tertegun. Benar yang dikatakan Rasya—pacar Monara—yang berdiri angkuh.

Bugh.

"Sekali lagi gue liat lo deket Rach," Rasya berbisik ke Devano. "Siap-siap buat kejutan dari gue."

Rasya pergi setelah menoyor kepala Devano. Membiarkan cowok gempal itu gemetaran disertai keringat dingin.

***

"Gue gak pernah liat tuh cowok, murid baru?" Rach menunjuk Devano yang tengah berjalan menunduk dengan nampan di tangan.

"Ngapain lo tanya-tanya dia?" Monara heran, di sampingnya sang pacar merangkul dirinya erat.

"Suka lo?" Rasya bertanya mengejek.

Rach berdecak, "Gue pengen ngerasain bibirnya." Perkataan Rach membuat keduanya syok.

"Oh c'mon girl! Masih banyak cowok yang keren dan macho. Lo malah kepengen sama kelebihan lemak kayak gitu?!"

"Eh, si anjir! Gue penasaran. Emang kenapa sih?!"

"Boo, jangan belepotan kayak gini, liat tuh merah kan hidungnya?"

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang