Tertukar 4

13.3K 549 44
                                    

Karena endingnya kurang memuaskan, jadi Tata lanjut!

Udah Tata kasih tau ya, kalau ini cuma fantasy ala Tata. Jadi, kalau beda sama fantasy yang lainnya. Berarti Tata no tiru-tiru!!

Buat yang baca dalam hati, lopyu sekebon😗😂










Sudah hampir sebulan jiwa Alika masih menempati raga Veron, begitu juga sebaliknya. Selama itu juga baik Veron maupun Alika belum mendapatkan 13 bunga sesuai permintaan 'orang hebat' itu. Keduanya hanya bisa mengumpulkan 12 bunga. Menurut mereka mencari bunga-bunga itu susah-susah gampang.

Hubungan keduanya juga mulai terjalin baik. Veron dan Alika sadar sebelum kembali ke raga masing-masing dua manusia itu tidak dapat mengejar orang yang disukainya.

Kini keduanya berada didalam mobil milik raga Veron. Dalam pesan teks tadi Veron dan Alika bersepakat membahas satu bunga yang belum mereka dapatkan sepulang sekolah ini.

"Coba lo checklist dulu kembang apa aja yang udah kita dapetin," ujar Veron yang diangguki Alika. Jiwa Veron itu membuka tas dan mengambil kresek yang berisi bunga berjumlah 12 itu.

"Bunga Mawar, Melati, Anggrek, Dandelion, Kaca Piring, bunga Asoka, bunga Lily, Kenanga, Lavender, Kamboja, Bunga Sepatu, Kemuning, eum ... udah, kak."

"Kurang satu doang lagi. Coba lo inget-inget, dirumah badan lo ini ada bunga gak?" tanya Veron yang dibalas gelengan kepala Alika. "Setau gue, mommy not like sama bunga-bunga gitu, kak."

"Kalau dirumah bunda ada gak kak?"

Veron berpikir sejenak. "Kayaknya bunda gue ada deh ngerawat bunga, tapi gue gak begitu merhatiin kecuali ..." Veron berusaha keras memikirkan nama bunga yang ada di meja ruang tamu. "Gue lupa nama bunganya."

"Coba kakak kasih tau ciri-cirinya," pinta Alika. Semoga saja ia tau nama bunganya setelah diberi clue oleh Veron.

"Itu cuma daun, tapi bolong-bolong, tapi tetap di bilang bunga, tapi bunganya viral, tapi ... Aha!"

"Kakak udah inget nama bunganya?" tanya Alika antusias. Ia mendekatkan wajahnya pada Veron dengan binar bahagia. Manik terangnya menatap Veron yang malah melamun di depannya.

"Kak! Hey!" Alika melambai didepan wajah Veron. "Kak Alika!!"

"J-janda bolong itu bunga gak sih?"

"Ha?"

"Lo diam aja." Veron tersadar dari lamunan lalu mendorong wajah Alika membuat perempuan itu mengaduh. "Dibilang kembang tapi cuma daun. Bodo ah! Yang penting itu juga kembang," lirih Veron misuh-misuh sendiri.

"Jadi?"

Meraup nafas sebanyak-banyaknya, Veron menatap lurus sembari berujar, "kita kerumah bunda."






***







"Gue tunggu disini. Lo ambil bunga itu di ruang tamu bunda. Jangan sampai bunda ngeliat. Pas dapet, kita cus langsung ke TKP."

Alika mengangguk lalu masuk ke rumah sederhana itu. Veron menatap lekat bangunan didepan sana. Jujur saja, ia sangat merindukan bunda dan seisi rumahnya. Ingin ikut masuk namun Veron tak mau nanti tiba-tiba kelepasan memeluk ibunda tercinta.

Daripada memikirkan hal menyesakkan itu, Veron lebih memilih memejamkan mata dan bersenandung kecil mengikuti alunan musik. Sesekali ketukan jari di dashboard terdengar bersamaan dengan nada yang dinyanyikannya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang