Misdirected

43K 1.3K 72
                                    

Chapter baru!!!

Tata gak tau ini nyambung atau nggak.

TANDAIN TYPONYA!!!

Warning 21+!

***

"Ma, a-aku hamil."

Plak.

"ANAK HARAM! SEHARUSNYA SAYA MEMBUANGMU SEJAK DULU!! PERGI KAMU DARI SINI! SAYA TIDAK MAU MELIHAT WAJAH KAMU LAGI!!! PERGI! PERGIII!!!"

Jambakan disertai teriakan menggema wanita paruh baya menghiasi rumah petak berukuran 10×15 meter ini.

"Maaf, ma. Maafin a-aku. A-aku diperkosa. Jangan u-usir aku dari s-sini ma. Ma-af."

Ucapan Zella membuat Anita tertegun, hanya sebentar lalu menyeret paksa Zella yang terus meronta keluar pintu.

"HARUSNYA KAMU BUAT SAYA BANGGA BUKAN MENANGGUNG MALU SEPERTI INI! PERGI!!!"

Tangisan pilu terus terdengar. Para tetangga mendekati rumah yang heboh akan teriakan sang ibu yang terus mengamuk, menjambak dan memukuli anaknya.

Anita mendorong Zella hingga sang anak tersungkur di depan pintu. Zella memeluk perutnya beringsut memukul pintu yang dikunci Anita masih dengan tangisan kencang.

Para tetangga yang melihat hanya berbisik dan melempar tatapan aneh seolah jijik pada Zella. Tak ada satupun yang menolong Zella.

Ceklek.

Zella memasang senyum dibalik mata sembabnya. Ia masih tak menyangka jika Anita—

"Jangan pernah injakkan kaki kamu disini lagi!"

Brak.

—mau menerimanya yang ternyata hanya khayalan nya.

Zella memungut tas punggung yang dilempar Anita tadi, plus uang merah tiga lembar. Ia bersyukur, setidaknya Ibunya memberikan pesangon untuk kepergian tiada arah ini.

Masih dengan isakan dan cemoohan para tetangga, ia meninggalkan rumah petak dengan sang buah hati dalam perutnya.

Azella

Azella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"J-jangan, kum-mohon."

Permintaan penuh harap itu tak dihiraukan lelaki yang wajahnya merah. Bahkan ia langsung merobek atasan kerja Zella dengan kasar. Kini bra berwarna oranye kusam yang menutupi aset atas Zella.

Zella meronta yang hanya sia-sia. Ditengah kekalutan wajahnya, lelaki didepannya menindih tubuh ringkihnya dan melakukan cumbuan kasar. Teriakan kuat Zella tak mendatangkan bantuan seseorang dari luar karena kamar hotel itu kedap suara.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang