Hii!!
Karena Tata udah janji up malming, jadi Tata up! Sungkem online dulu sama Tata karena nepatin janji🙇♀️🙇
Oh iya, jangan lupa vote dan komen cerita Tata. Buat yang ngerasa belum vomen di chap lalu-lalu, jom mundur kebelakang kasih vomen kalian.
Tandain typonya juga yaa!
Happy reading!
+62 800-0000-0xxx
Bantuin gue jadian sama Rakha dong.
Nma lo?
Rakha kls mna?Mwoya?! Lo gak sv nomor gue?! Aigooo! Bener-bener lo ya.
GUE AMAYRA ISTRI SAHNYA JAEMIN. TEMAN SEKELAS LO!
Rakha IPS XI yang mukanya kiyowooo ituloh.
Dih, mainan lo adk kls.
Bodo! Bantuin gue yaaa! Pweasee🥺🙏
Jjk gw. Y ntr gw bntuin!
Aaaa khamsahamnida, yeoja! Tipnya nyusul ya!!
Gue lupa, jangan sampe gagal!!
Anichi memasang senyum kecil melihat layar ponsel lalu beralih menatap sekeliling kantin yang heboh. Tak lama, matanya tersirobok pada seorang perempuan yang berdiri angkuh melipat tangan di dada fokus pada orang di depannya. Tak lupa anteknya berdiri disisi kiri-kanan.
Bullying. Sebuah tindakan buruk tetapi sudah biasa dilihat di area kantin ini.
Baiklah, mari laksanakan kerjaan. Anichi memperkirakan kelas si target tengah sepi mengingat ini baru saja jam istirahat. Tak ingin membuang waktu, Anichi meraih botol minuman dan roti di atas mejanya kemudian beranjak dari sana.
"Nic, lo gak ke kantin?" tanya seorang lelaki yang tengah menggandeng perempuan. Itu salah satu pasien nya, Arham dan Gizha.
Memperlihatkan dua benda pada pasangan itu dan menyengir lucu. "Barusan udah. Gue duluan Ham, Za. Biasa."
Gizha tertawa pelan. "Goodluck makcomblang," ujarnya pelan dibalas dua acungan jempol Anichi yang telah berjalan.
Anichi melangkah menuju kelas XI IPS. Sapaan juga pertanyaan serupa terus Anichi dapatkan yang tentu ia balas ramah hingga ia pun sampai di depan kelas tersebut.
Gadis bermata sipit itu menyandarkan diri samping pintu. Menunggu seseorang keluar dari kelas. Ia terlalu malas untuk mengintip di jendela. Lagipula ia tak cukup mengenal Rakha. Hanya tahu sebatas nama saja.
"Eh, kak Nichi?!" Anichi dan gadis itu sama-sama kaget. Sadar dari terkejutnya Anichi segera memasang wajah ramah. "Iya. Ada Rakha gak di dalam?"
Gadis bernama Nita itu mengangguk canggung. Jelas saja, ia dan Anichi tak pernah saling sapa meski pernah saling senyum. Juga, kakak kelas di depannya ini merupakan salah satu siswi yang terkenal akan keramahannya.
"Mau gue panggilin gak kak." tawar Nita yang dibalas gelengan kepala. "Tunjukin bangkunya aja. Gue rada lupa mukanya Rakha," ujarnya tertawa pelan.
Tentu saja gadis itu berbohong. Mana ia tahu bentuk wajah Rakha bagaimana. Namun Nita ikut tertawa, menganggap perkataan kakak kelasnya itu hanya bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!