Wohoho, lanjut yang kemaren yak!
***
Suasana di halaman belakang apartement milik Lita dan Rika nampak riuh. Terlihat tiga orang lelaki dan dua perempuan sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Malam ini aku seneng banget! Ya walaupun cuma malam ini, tapi aku tetep seneng!" Lita berceloteh riang membalik daging di atas pemanggangan.
"Bucin Kenar garis keras," ucap teman Kenar bernama Aldeta. Lelaki berambut ombre ini tengah memotong selada.
Rika memperhatikan teman Kenar yang satunya. Terlihat berfikir keras. "Nar, lo ada duit gak?"
Kenar menolehkan pandangan ke Rika. "Why?"
"Gue mau beli pecel, lupa bawa duit." Kenar tak banyak bicara, segera merogoh saku memberikan uang pada Rika yang menadah.
"Thank's. Sapa nama tuh orang?" Rika menunjuk seseorang dengan dagunya.
"Rayyaz." Lita menyela ucapan Kenar yang ingin menjawab. Rika mengangguk acuh.
"Eh, lo," panggil Rika pada cowok itu.
Rayyaz menunjuk dirinya. "Iya, lo. Temenin gue beli pecel." Tanpa mendengar balasan Rika menarik tangan Rayyaz pergi.
"Kenar, kamu haus gak?" Kenar mengangguk, tanpa disadarinya Lita mengeluarkan smirk.
"Aku ambilin air dulu ya." Melihat Kenar mengangguk membuat Lita bersemangat.
"Gue juga, Ta. Haus nih," ujar Aldeta memegang tenggorokannya. Lita mengangkat jempol berlalu kedapur.
Lita mengisi dua gelas itu dengan sirup. Sembari waspada dengan sekelilingnya, Lita memasukkan cairan merah itu ke salah satu gelas kemudian membawanya.
"Weh sirup nih." Aldeta segera menyeruput gelas yang dibawa Lita. Aldeta mencecap, "Huh, segerrr!"
Lita menyodorkan gelas pada Kenar. "Nih, abisin ya!" Tiada rasa curiga, Kenar meneguk habis yang mengundang sorakan batin Lita.
Beberapa menit berlalu. Kenar merasa aneh pada dirinya. Aldeta yang merasa ada yang tak beres, menyuruh Kenar beristirahat.
"Ada kamar kosong lagi gak? Kayaknya Kenar sakit kepala."
Lita berfikir. Mungkin ajian Mbah Sarintil yang sedang beraksi. "Ada. Biar gue yang jaga Kenar. Lo siapin ini aja, kalo Rika sama Rayyaz pulang bilang aja gue ngerawat Kenar." Aldeta mengangguk.
Lita memapah Kenar. Sesekali cowok dingin itu memijat kepalanya. Ditambah badannya juga memanas.
"Ta? Badan Nar sakit, pusing juga." Adu Kenar bak anak kecil.
Lita diam. Terus memapah Kenar sampai ke ranjang. Lita memegang dahi Kenar. Panas. Perempuan itu khawatir.
"Ta, help me." Dirinya yang ingin mengambil kompresan terhenti. Suara serak Kenar menyapa pendengaran Lita.
Lita menatap mata brown yang sayu. Sial, obat perangsang. Lita menggigit bawah bibir saat Kenar menarik lengannya menubruk dada bidang itu.
"K-kenar?" Lita menegang. Tangan Kenar menyusuri pipi tirus Lita dan memberikan satu ciuman dalam.
"U-ugh Lita, touch me." Fuck! Rasanya kewanitaan Lita berkedut mendengar nada berat sensual milik Kenar.
Lita berfikir sejenak. " you awaken my crazy desire." Baiklah ini yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!