Misdirected 2

30.4K 1.2K 141
                                    

Mau nanya dong.

Kalau disuruh milih antara harta dan cinta, kalian pilih yang mana?

Alasannya?

Boom vote dan komentar, asal jangan 'next', 'lanjut', dan 'up dong'. Komen itu bakal buat Tata langsung ngedown, lagi.

TANDAIN TYPONYA!

Happy reading📖

***

Zella terisak kuat mengetahui orang yang menodainya ternyata anak salah satu pelanggan tetapnya ibu Vira. Zella mendekap mulutnya meredam tangisan.

"Nak, ayahmu gak kenal sama ibu." Zella mengelus perutnya lembut. Buliran air terus mengalir melewati pipinya.

"Ayahmu tidak tahu, dirimu hadir disini. Maafin ayah, ya, sayang?"

"Walau yang lain tidak menerima kehadiranmu, ada ibu, nak. Ada ibu yang menerimamu dengan bahagia. Ada ibu yang akan selalu menjadi sandaranmu nanti. Ada ibu yang akan selalu memberikan cinta kepadamu. Ada ibu, nak."

"Kita hadapi dunia ini sama-sama ya, nak. Ibu menunggu kedatanganmu. Ibu menunggumu, sayang."

Zella tertawa pelan di tengah isakannya saat mendengar bunyi gemuruh diperutnya.

"Anak ibu ikut kelaparan, ya? Maafin ibu, sayang. Dedek mau makan nasi goreng? Sabar, ya. Ibu bikin dulu."

Zella berjalan menuju dapur. Memasak nasi goreng ala kadarnya. Setelah siap, ia duduk lesehan dengan nasi goreng sederhana didepannya.

"Maafin ibu, ya, sayang. Bila ibu ada uang, nanti kita beli di komplek depan, ya."

Zella terus memakan nasi gorengnya dengan lahap. Sangat berbeda dengan seorang lelaki yang terus muntah-muntah hebat dirumahnya.

"Huek... Huek..."

"Bang, kita kedokter, ya." Wanita paruh baya itu terus memijat tengkuk sang anak.

"Mah... Huek... Huek..." Hanya cairan bening yang keluar. Sang anak terduduk lemas di lantai kamar mandi. Ia kembali menggeleng saat ibunda mengajaknya ke rumah sakit.

"Abang Al, mamah mau tanya."

Sang anak menatap wajah ibunya dengan sayu. "Abang Al hamilin gadis orang?"

Sang anak terus menunduk tak berani menatap sang ibu. "Apa itu benar Alvin?!"

Jika sang ibu sudah memanggil nama lengkapnya berarti ia dalam mode serius.

"Maaf, mah. Al lupa. Al gak tahu dia hamil atau nggak. Al gak kenal dia siapa... Huek... Huek..."

Alvin berdiri kembali mengeluarkan cairan bening. Ini sungguh menyiksa. Sedangkan Isna-sang ibu-menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Bang, cari dia sampai ketemu!"

"Tapi-"

"Bang!" Sentakan Isna membuat Alvin terkejut. "Mamah gak mau tau, cari dia sampai ketemu!"

"Mah-" Lagi-lagi ucapan Alvin dipotong Isna.

"Abang cari gadis itu sampai ketemu! Abang gak mau, kan, andaikan Aliya yang ada di posisi itu?"

Alvin tak bisa membayangkan adik kesayangannya mengalami hal seperti itu. Namun, ia juga tak ingin terikat dengan perempuan yang belum tentu juga hamil atau jika perempuan itu hamil belum tentu itu anaknya. Bisa sajakan orang itu melakukan dengan yang lain?

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang