Misguided

20.5K 856 149
                                    

Hewo gays!

Tebak-tebakan dulu yang mau tau Tata tinggal di bumi mana:)

Aku sebuah provinsi di Indonesia yang terletak dipesisir timur bagian tengah pulau Sumatera. Selain itu aku juga mendapat julukan Kota Beradat Bumi Melayu ataupun Lancang Kuning. Dan Tata merupakan anggota dari suku terbanyak di tempat itu.

Udah bisa nebak gak?😆

Kalau belum, nanti Tata tambahin clue dipart selanjutnya.

Tapi, kalau udah, yuk baca, vote, dan komen part ini! Mweheheee😃














Agita tak menyangka hari itu ternyata hari terakhirnya menghirup udara bebas setelah sepulang kuliah ia diculik segerombol orang tak dikenal berpakaian jas. Ketika tersadar dari pingsannya, melihat masing-masing tangan dan kaki terikat ditiang ranjang membuat Agita berpikir jika ia akan menjadi korban human trafficking atau penjualan organ penting dalam tubuh.

Perempuan akhir 19 tahun itu pun meronta sembari berteriak meminta pertolongan berharap ada seorang baik hati yang mendengar jeritannya. Entah harus sedih atau senang, kini harapan Agita terkabul saat mendengar derap kaki melangkah. Berharap itu orang baik, Agita pun berteriak sekuat tenaga agar orang itu mendengar suara nya.

Saat daun pintu terbuka Agita mengembangkan senyum melihat sesosok lelaki yang ia kenal mendekatinya. Binar harapan sedikit sirna mendengar suara berat lelaki itu seolah mengejeknya.

"Bagaimana tidurnya? Nyenyak?"

Lelaki yang ia kenal sebagai kakak teman seangkatan yang cuti sementara itu mendudukkan diri disamping tubuhnya. Raut ramah yang selalu lelaki itu tunjukkan pada semua orang kini tak terlihat. Hanya wajah datar dan seringaian yang tertampil sekarang.

"Bang Vize? Tolong lepasin ikatan ini bang."

"Lepasin? Boleh. Setelah kamu merasakan hal yang sama seperti Alana baru saya lepasin."

"M-maksudnya?"

"Kamu tau Alana?" Agita mengangguk pelan. "Alana hamil tanpa mendapat pertanggung jawaban." Pernyataan itu sungguh mengejutkan nya. Alana, perempuan paling pendiam di angkatannya itu berbadan dua. Agita merasa kasihan pada Alana.

"Dan apa kamu tau siapa lelaki bajingan itu?" Agita diam menunggu jawaban dari Vize. Ia penasaran perihal lelaki itu yang pasti ada angkut pautnya dengan dirinya hingga Vize menculiknya.

Senyum sinis yang terpatri diwajah Vize menghilang digantikan raut sendu. "Dia, abang kebanggaanmu."

Agita semakin terkejut. B-bang Agra? P-pelakunya bang Agra? Tidak! Tidak mungkin bang Agra melakukan hal keji seperti itu. Jangan kan melakukan perbuatan itu, menyentuh perempuan saja ia masih takut-takut, kecuali pada bunda, dirinya dan sang tunangan.

"G-gak mungkin, bang! Bang Agra gak seperti itu!!"

"Kenyataannya memang seperti itu! Bajingan itu memperkosa Alana hingga Alana hamil dan dia melarikan diri tak bertanggungjawab! Sialan itu bajingan! Penjahat kelamin!"

Vize tak dapat mengontrol suaranya. Nafas nya menderu kencang kala gumpalan amarah didadanya tak bisa terkeluarkan seluruhnya. Ia marah pada bajingan itu. Bahkan untuk menyebut namanya saja ia tak sudi.

"Gak-gak mungkin." Air mata mengalir disudut mata Agita. Ia mengigit kuat bibir bawahnya menahan isakan. Agita berharap ucapan Vize tak benar. Ia sangat percaya pada abang nya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang