Hi, wak!
Kadang, Tata suka mikir, Tata itu cantik atau polos ya? Soalnya banyak yang bilang Tata itu mulus😆
Oke, abaikan wong gaje!
Vote dan komennya yup! Tata tau cerita ini gaje, tapi kasih apresiasinya dong!!
Trus typonya juga! Tata manusia loh, jadi pasti ada hilap pas ngetiknya!!
🐍🐍🐍
"Kak, I'm so sorry. Gue gak tau kenapa nih badan kayak panas pas liat video tindihan kiriman temen lo itu."
"Hm, wajar sih kepanasan. Dirasuki arwah gantungan."
Seusai mengucapkan itu, Veron menutup mulutnya. Bukankah ia termasuk arwah gantungan? Huh!
"Gue kelas berapa?"
"10 MIPA 3, kak."
Huwee! Dia balik lagi ke kelas itu. Ya walaupun beda tempat tapi intinya tetap sama. Tapi tak apalah, sambil tebar-tebar sama degem meski Gevan tetap number wan. Ingat! Jiwa Alika ini masih menyukai Gevan.
"Gak usah panggil gue kakak. Gue sekarang ada di badan lo. Jadi gue yang manggil lo kakak," ucap Veron pelan.
"Ya."
Keduanya diam lalu memberi jarak agak jauh agar tak ada yang curiga kedekatan keduanya. Di sekolah ini, baik Veron maupun Alika tak pernah saling menyapa. Bahkan menurut jiwa Alika ini, ia tak pernah bertemu raga Veron karena selama di tubuh aslinya Ia terlalu terlena sama pesona Gevan. Emang sesuka itu dia sama Gevan.
Melihat Sonya duduk di pembatas tembok koridor, Veron hendak berlari dan menghujat nya namun urung. Ia takkan bisa mendekati sahabat nya itu sebelum jiwa ini pindah raga.
Dengan lesu Veron melangkah masuk kelas. Diletakkannya tas kerempeng diatas meja dan ia menelungkupkan kepala. Veron pusing memikirkan hal yang tak bisa diterima oleh akal. Pertukaran jiwa? Yang benar saja! Ia ingin tak percaya namun ia yang mengalaminya.
"Ver, lo udah ngerjain peer?"
Itu suara berat lelaki. Masih ingat kan jiwa ini sangat lemah terhadap deep voice. Veron memiringkan kepala menatap lelaki di sampingnya. Astaga!!! Jiwa Alika memberontak ingin memeluk dan membawanya ke kasur. Kemana saja ia selama ini? Kenapa ia baru sadar kalau dedek kelasnya gemoy-gemoy?
"Nggak. Gue ngantuk."
"Tumben. Biasanya lo paling gercep ngerjain peer. Trus juga gak pake english league. Kepentok lo?"
Itu bibir, ingin rasanya Veron bungkam sama bibirnya biar gak ngoceh. "Maybe."
"Lo ada link bokep gak? Bagi gue."
"Hah?! Sejak kapan lo nonton gituan? Setau gue lo gak pernah nonton itu-itu. Pasti lo lagi kerasukan, kan? Setan keluarlah! Jangan kotori otak polos my bestie!"
Ini orang kenapa sih? Otak diakan gak polos-pol- Veron menepuk keningnya, ia baru ingat kalau pemilik tubuh ini degem volos. Veron melirik nametag di dada kiri lelaki itu. Nando Pradana. Oh, nama yang dibilang Mommy Veron tadi.
"Gue ngelindur tadi. Lo dah ngerjain peer?"
"Ya belum lah! Makanya gue nanya sama lo, Ver." Nando mengerucutkan bibir kesal. Bibir Veron rasanya gatal ingin menangkring di bibir mungil Nando. Ingat baik-baik dia itu jiwa mesum Alika.
"Do, kalo gue cipok mulut lo, boleh gak?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Roman d'amourYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!