Hiii!
Kelamaan nunggu ya? Maapkeun Tata. Dunia real Tata sibuk tenan.
Siap ending ya!!
Typo? Kasih tau Tata ya!!!
Happy Reading!!!
"Ciluk ... Baaa ...."
Tawa khas bayi menggema diruang tamu membuat siapapun mendengarnya ikutan sumringah. Begitupun Ethan yang tak henti menyunggingkan lengkungan lebar.
Ujian kelulusan telah berakhir 2 minggu yang lalu. Baik Ethan maupun Givia berencana tidak melanjutkan kuliah. Selain mengurus si kecil, keduanya sepakat menabung sebagian hasil kerja keras Ethan untuk membangun usaha.
Tentang cicilan rumah, tanpa sepengetahuan Ethan Givia diam-diam membayar hingga setahun ke depan. Tentunya menggunakan uang dari kafe miliknya. Hingga ketika cicilan bulanan sampai, uang yang disiapkan Ethan sebagian Givia masukkan ke tabungan sebagian lagi membayar cicilan bulan selanjutnya.
Bukankah Givia telah beradaptasi?
"Bang Gio jadi kesini?" tanya Ethan tanpa mengalihkan pandangan dari Navio.
"Iya, pulang dari rumah sakit dua bulan lalu tidak melihat Navio jadi kangen katanya. Emm, papah sama mamah juga mau jenguk."
Pergerakan Ethan seketika terhenti. Ia menatap Givia yang di balas tautan alis. "Kenapa?"
Ethan menggeleng pelan. "Nggak."
Sebaiknya ia diam saja. Entah kenapa melihat tatapan Kevio dua bulan lalu membuat ia bergetar padahal sebelumnya ia bahkan pernah dibentak mertuanya tapi ia tak takut.
"Askfwgdxj."
Pekikan tak jelas Navio kembali menggema. Givia menggendong si mungil menggesekkan hidungnya pada hidung Navio gemas. Ethan lagi-lagi menghangat melihat keluarga kecilnya ini.
Ting. Ting. Ting.
Suara notifikasi beruntun berasal dari saku Ethan. Lelaki itu membuka cepat ponselnya dan terlihatlah nama Reman.
Reman
Woii dimana lo njing?!
Lupa lo hari ini bos suruh hadir semua.Cepetan dah lo berangkat sebelum bos ngamuk.
Gue cuma bisa nahan bos setengah jam. Lewat dari itu gue gak tanggung.Salamin bocil botak. Pulang ntar gue mampir rumah lo.
"Siapa?"
"Reman."
Givia menepuk pelan keningnya. "Saya lupa kamu ada acara sama bos kamu. Mandi sana biar saya siapin bajunya."
"Aku siapin sendiri bisa kok," ujar Ethan tersenyum. Ia mendekati Givia dan menjawil pipi bulat Navio. "Anak siapa sih, gemesin banget!!"
"Anak saya sama Reman ini."
Mata Ethan membulat. "Eh, apa-apaan anak Reman?! Orang aku kok yang goyangin kamu. Gak ada anak anak Reman. Enak aja aku yang capek goyang Reman yang dapat hasilnya. Huh!"
Givia tertawa lepas membuat Ethan yang bersungut-sungut seketika bungkam melihat wajah cantik Givia. Ia berani bersumpah jika tadi adalah raut tercantik yang tak pernah ia lihat dari perempuan manapun, kecuali istrinya ini. Bahkan sampai Givia berhenti tertawa Ethan masih tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!