Tuan muda

52.7K 1.5K 142
                                    

Semangat sekali ya kalian, nyampein targetnya. Nih, double up nya Tata tepatin!

Seperti biasa, TANDAIN TYPONYA!!

Happy reading📖


Ratusan pelayan berbaris menyambut kepulangan tuan besar. Setiap kepala menunduk saat langkah tuan besar melewati mereka. Tak ada yang berani mengangkat kepala sebelum tuan besar melewatinya.

Tuan besar—Mr. Maxel—memberhentikan langkah nya dan menunjuk salah satu pelayan yang masih nunduk.

"Kamu. Ikut ke ruangan saya!"

Mr. Maxel kembali berbalik, berjalan dengan langkah tegaknya. Pelayan disebelahnya menyenggol lengan yang ditunjuk tadi. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang sangat kentara.

"Nanda, tuan besar nyuruh keruangannya. Kamu gak melakukan kesalahan apa-apa, kan?"

Pelayan yang dipanggil Nanda tadi terkejut bukan main. Berulang kali ia menggeleng kuat, telapak tangannya pun berkeringat.

"M-mbak, Nanda g-gak salah apa-apa."

"Cepet susul tuan besar. Nanti dia murka nunggu kamu kelamaan," sentak pelayan paruh baya membuat Nanda langsung berlari kecil menemui tuan besar.

Terdapat dua bodyguard yang berdiri didepan pintu ruangan. Nanda menunduk sopan saat salah satunya membukakan pintu. Dengan takut Nanda masuk kedalam ruangan tuan besar untuk pertama kalinya.

"Silakan duduk, Nona!"

Nanda duduk di kursi masih dengan menunduk. Jari tangannya saling meremas saking gugupnya.

"Nona, angkat kepalamu." ujar Mr. Maxel penuh kelembutan. Nanda terpaku, baru kali ini ia mendengar ucapan lembut pria paruh baya di depannya ini.

"Ini," Tangan Mr. Maxel menyodorkan amplop cokelat pada Nanda. "Buka!" perintah nya.

Tangan Nanda gemetar membuka amplop. Tertulis jelas disana jika biaya kuliah seorang Nanda Rezkay Pelita telah lunas hingga ia menjadi sarjana.

"M-maksudnya apa tuan?"

"Saya telah menyelesaikan biaya kuliah kamu hingga lulus dan juga-" Mr. Maxel menyodorkan kembali sebuah cek dihadapan Nanda, "ini untuk biaya pengobatan ibumu hingga lima tahun kedepan, asalkan kamu mau menuruti keinginan saya."

Nanda was-was. Tanpa sadar tangannya meremas pinggiran amplop cokelat. "A-apa tuan?"

Mr. Maxel menatap lurus kedepan. "Kamu dipindah tugaskan di apartement putra saya, dan ..." Mr. Maxel menatap penuh bola mata Nanda yang terkejut. "Buat dia jatuh cinta kepadamu, Nona Nanda. Jika berhasil saya akan menuruti apapun keinginanmu, nona."

"T-tapi kenapa, tuan?"

Mr. Maxel menunduk sedih. Ekspresi yang sama sekali belum pernah Nanda lihat. "Dia ... Nanti kamu bakal tahu sendiri, Nona."

***


Disinilah Nanda sekarang. Di apartement milik putra Mr. Maxel. Meski sudah hampir tiga tahun ia bekerja di rumah utama, ia hanya beberapa kali ketemu dengan majikan mudanya itu.

"Lo, pembantu yang dipindahkan daddy itu?"

Nanda mengangguk pelan. Tak berani sedikitpun ia mengalihkan pandangan dari tas jinjing miliknya.

"Hm ... Beresin nih semua, gue mau keluar."

Bersamaan dengan itu, bunyi tit tit tit terdengar diluar sana, menandakan ada seseorang yang menekan tombol pasword nya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang