Hi Zomblo, xixi!
Kalian baca ini jam berapa?
Ngetik ini dimulai dari jam 19.37 KST.
Jangan pada ngelupain vomennya Zom, karena itu semua pembangkit semangatquhh😘🤣
Ahhh, gomawo untuk 810 followers nya! Jangan follow-unfollow ya Zom. Karena liat angka yang meningkat terus menurun itu rasanya kek ngeliat doi gandengan sama yang lain. Nyesekkk!!
Zomblo : Heeleh, kek punya doi aje lu, Ta.
Punya, tapi lagi gandeng jodoh orang. Sama kek doi lu. *skakmat. Padahal masih cantikan gue daripada jodoh orang yang digandeng ntuh.**Tata ditendang kaum Zomblo ke Korea.
Happy Reading!!
Sepulang kerja tanpa balik ke kost-an, Tata segera memesan ojek untuk bergegas kerumah sakit. Wajah cemasnya kentara usai mendapatkan telpon dari pihak RS tentang operasi pengangkatan tumor di dada sang ibu telah dimulai. Saat dijalan menuju rumah sakit, berbagai pikiran memenuhi otaknya. Berhasil kah dokternya? Apakah akan lancar? Bagaimana ibunya nanti usai pengoperasian? Semua itu tak dapat ia jawab dengan pasti.
"Kak? Kak?"
Lamunan Tata buyar. Ia menatap helm belakang sang ojek. "I-iya, kak?"
"Udah sampai, kak." tunjuk si ojek menggunakan dagu membuat Tata tersadar ia telah di tempat tujuan.
"Ah, makasih kak." Usai membayar, Tata berlari memasuki rumah sakit. Ia tak mendengar saat tukang ojek itu memanggil-manggilnya.
Lorong demi lorong rumah sakit telah Tata lalui. Saat ia hampir sampai didepan ruang operasi, terlihat dua orang dewasa tengah duduk di kursi. Tata begitu yakin jika mereka adalah paman Agra dan bibi Ana.
"Little girl!"
Tata mendekati Agra yang kini berdiri. Dalam sekejap, tubuh mungilnya masuk kedalam dekapan sang paman.
"Kenapa gak bilang paman mom operasi?! Kalau nggak Silsy yang bilang, sampai sekarang paman gak bakalan tau mom kena penyakit ganas itu. Kenapa kamu sembunyiin dari paman?!"
Perasaan bersalah menyeruak dalam hati Tata. Ia hanya bermaksud untuk tidak merepotkan keluarga pamannya lagi.
"Maaf, paman."
Dekapan kian mengerat. Tata menangis di dada Agra dan Agra mengelus punggung Tata pelan. Agra berusaha memaklumi tindakan sang keponakan. Lagi dan lagi ia gagal menepati janji pada mendiang ibu untuk menjaga adik dan keponakan nya.
"Siapa yang bayar biaya operasi Gita? Jangan bilang pamanmu yang bayarin."
Tata memejamkan mata. Ia jelas tahu siapa yang telah berucap tersebut.
"Ana!"
Tata melepas rengkuhan Agra. Ia mengelus lengan berupaya meredakan kekecewaan lelaki dewasa itu pada istrinya. Manik kehijauan nya lantas menatap wajah Ana yang kentara menunjukkan raut tidak suka.
"Nggak bi. Aku pake uang calon suami aku."
"Calon suami?"
"Iya. Dan saya calon suaminya Anggraeni."
Baik Tata maupun pasangan suami istri itu terkejut kala suara serak lelaki menyambung pembicaraan mereka. Seketika ketiganya berbalik dan melihat sosok tinggi dengan manik hitam pekat tengah berjalan mendekati ketiganya, lebih tepatnya mendekati Tata dan merengkuh pinggang gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!