Hewo gaiseu!
Ini malam jum'at... Jum'at... Jum'a a a at gais!
Ada yang mau jadi partner Tata? Bukan, bukan partner plus-plus tapi partner mencari uang!
Tata jaga lilin terus kalian jadi ngokngok nya. Tenang, hasilnya kita bagi 70%-30%. 70-nya buat Tata, 30-nya untuk kalian. Mau gak?Eh, iya. Tata mau ngucapin thanks to kalian yang selalu nunggu cerita Tata. Padahal tau sendiri kalo Tata jarang up beberapa bulan terakhir iniㄒoㄒ
Huhu...
Happy Reading
Sesuai ucapan tak terbantah Anichi, sore ini Rian telah berada di rumah. Lebih tepatnya berada di kamar gadis itu. Duduk di tepi kasur dengan kepala menunduk dan jemari tangan yang bertaut gemetar.
Anichi yang baru saja keluar dari kamar mandi menyeringai. Ia berjalan pelan kemudian duduk di samping Rian.
"Hey, gak usah takut. Gue gak nyakitin lo kalo lo nurut kata gue."
Tak ada pergerakan berarti di sampingnya. Anichi berdiri menuju nakas, sedikit membungkuk ia membuka laci nakas dan tersenyum melihatnya.
"Lo gak penasaran sama isi laci ni?" tanyanya tanpa menoleh. Gadis itu masih mengagumi isi dari laci sembari menimbangkan sesuatu.
Sejujurnya Rian penasaran. Namun ia tak berani untuk menolehkan kepala. Jadi, ia hanya bisa diam meremas tautan jemari meredam rasa penasaran.
"Cupu yang sama lo itu, gimana kabar dia?" tanya Anichi yang sukses membuat Rian mengangkat kepala.
"J-jang-an sa-kiti d-dia." jawab Rian gemetar lalu menunduk kembali. Ia tahu perempuan didepannya ini termasuk anak ramah, namun tetap saja ia tak memiliki keberanian sekedar menjawab tanpa ketakutan.
Anichi mencibir lalu fokus ke berbagai benda di dalam laci itu. Setelah berpikir lebih lanjut, ia pun segera menutup laci. Ia berdiri di depan Rian lalu menekuk kaki dengan kedua lutut menumpu di lantai hingga ia bisa melihat wajah menunduk Rian.
"K-ka-mu mau a-pa?" Pertanyaan itu tak digubris. Sedikit mengintip, wajah Rian seketika merona melihat tatapan intens Anichi.
Telunjuk Anichi sedikit mengangkat dagu Rian membuat lelaki itu mematung. Anichi diam memandangi paras di depannya. Alis tak terlalu tebal, bola mata cokelat bening agak besar, hidung mancung minimalis, pipi tirus dan bibir semerah cerry.
"Lo lucu."
Ya Tuhan! Rian semakin salah tingkah.
Tatapan Anichi terpaku pada benda kenyal di depannya. Jari jempolnya mengusap belahan bibir bawah Rian yang lagi-lagi membuat Rian kaku. Tanpa sadar Anichi memiringkan kepala mengecup bibir Rian.
Manis. Sama seperti lalu ketika Rian menciumnya.
Anichi kembali mengecup bibir Rian beberapa kali. Telunjuk yang menahan dagu tadi, kini telah berada di kerah baju Rian. Kurang puas hanya mengecup, Anichi lantas melumatnya kasar.
Lenguhan kecil terdengar makin menyemangati Anichi menjelajahi isi dalam mulut Rian. Sedikit menggigit bibir bawah, lidah nya menerobos membelit lidah Rian dengan sesekali mendorong salivanya agar memasuki mulut Rian.
Dirasa cukup, Anichi melepas lumatan. Sedikit menjauhkan kepala melihat reaksi Rian yang masih diam kaku namun wajahnya memerah hingga ke telinga. Saliva membasahi area bibir bengkak itu. Anichi sekali lagi mengecup bibir Rian.
![](https://img.wattpad.com/cover/284899663-288-k423926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!