Up dah. Yang nunggu nerror terus. Kayak rentenir.
Tata kasihan, mana masih muda.Spam air esek-esek💦
***
Fahren tersenyum menatap bunga yang dipegang Tania.
"Maksudnya apa, Ren?"
Fahren tertawa pelan. "Gabungkan huruf kapital yang lo lihat!"
Tania menunduk. Membaca kembali huruf yang dimaksud. Ia mengernyit.
"Will you marry me?"
"Yes. I will."
Tania mendongak. "Fah—kak Yun! Fahren mana?!"
Yunda duduk melirik Tania, "Ngapain cari dia kalo calon suamimu sudah ada didepan mata."
Tania berdiri menunjuk Yunda dengan emosi. "Maksud lo apa, hah?! Lo mau selingkuhin Anan kayak gue?! Kak jangan gitu, cukup gue yang lo sakitin, kak. Huhu ... "
Yunda mengelus pucuk kepala Tania. Ia bingung. Segitu baikkah prank yang dijalankannya hingga Tania benar-benar menganggap Anan selingkuhannya.
"Emang aku pernah bilang Anan pacarku?"
Tania menjauhkan kepalanya dari tangan Yunda. "Kak Yun emang gak pernah bilang. Tapi, perlakuan kakak ke Anan pasti buat siapapun salah faham! Setiap ketemu cium-cium pipi dan kening, bilang love you dan sering nuna nani. Sedangkan aku, jangankan cium-cium. Ngelus kepala aku aja mukanya datar. Huhu." Tania tak sanggup berdiri terlalu lama. Ia kembali duduk dan menaruh kepala dilipatan tangannya.
"Tania—"
"Jangan sentuh!" Tania mendongak, "Kak Yun berdosa banget!"
"Dengerin penjelasan aku—"
"Gak ada yang perlu dijelasin lagi. Intinya kak Yun gay. Titik!"
"Ya, ya terserah saja. Intinya habis ujian nanti kita nikah. Kita buktiin aku gay apa nggak." Wajah Yunda memerah, ia menggigit bibirnya malu.
Tania meminum cappucinonya. Ia sungguh haus setelah nangis tadi. Ia melihat pakaian Yunda. Baju jas khas kantoran. Ditariknya dasi yang dikenakan Yunda dan—
Srott!!!
"Hiii, jorok!" Yunda mendorong kepala Tania.
Tania mencebik. Mata bengkaknya beredar mengelilingi kafe yang hening. Tak ada orang kecuali mereka berdua. Sejak kapan? Perasaan sewaktu dia menunggu Fahren tadi kafe ini ramai.
"Aku suruh mereka keluar," ujar Yunda seolah tau fikiran Tania.
"Sekarang kak Yun jelasin. Semuanya!"
Bahu Yunda merosot. Ia menatap Tania yang menatapnya tajam.
"Jelasin!"
Pelototan mata Tania membuat Yunda memerah. Bukannya terlihat garang malah nampak makin kiyowo dimata Yunda. Ah... bucin.
"Aku bingung jelasinnya."
"Kak!"
"Oke-oke. Kamu tanya nanti aku yang jawab." Yunda makin merona, oh God kenapa Yunda sering memerah hari ini. Salahkan saja wajah Tania tiba-tiba cutie hari ini.
"Pertanyaan pertama." Yunda manggut-manggut. Tania memegang sedotan menunjuk Yunda.
"Apa hubungan kak Yunyun dengan Anan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!