Eh, bro. Tata up lagi:)
Kelamaan ya Tata up-nya? Hehe lagi sibuk di rumah papa soalnya! Lebih tepatnya sih, sibuk kekepin papa😆
Awas pada mikir yang macem-macem! Tata keok kalian atu-atu🔪🙏Permintaan salah satu readers nih, tak ada ples-plesnya. Katanya mau fokus baca tanpa desah, gitu. Aya-aya wae!
Yup! Seperti biasa loh ges, vote, komen dan peringatan typonya ditinggalin jejaknya ya!!
Hayyuklah ...
Happy Reading!!!
59 hari pernikahan telah keduanya lewati. Selama itu pula Al selalu mematuhi segala tingkah konyol Felly.
Seperti ia harus tidur membelakangi dan Felly yang memeluknya dari belakang, atau saat Felly susah tidur maka Al harus rela menahan sesak miliknya sebab sang istri yang memainkan benda dibalik celana itu hingga ia pulas.
Itu hanya dua dari banyaknya kekonyolan Felly. Untungnya mereka masih tinggal bersama orang tua Al, jadi permintaan aneh-aneh Felly masih ada yang bisa membantu Al untuk mewujudkannya.
Sebenarnya Al ingin mengajak Felly pindah ke rumah yang telah ia beli sendiri namun ditolak Felly. Al masih ingat perkataan Felly usai menggempurnya malam 'itu'.
"Gue pengen punya rumah hasil kerja kita sama-sama. Bukan nolak, tapi kalau hasil bersama gue jadi ngerasa bangga bisa ikut nyumbangin duit gue buat rumah kita. Gue harap lo mengerti maksud gue Al."
"Al, my upah belum ditransfer Apin."
Lamunan Al buyar. Hembusan kasar terdengar. Al menatap sang istri yang jengkel melihat ponselnya. "Masih kurang sehari buat ngasih upah."
"Atau jangan-jangan tuh cunguk mau nilep duit gue?! Oh no! Gaji sekretaris gue. Gak bisa dibiarin! Ini namanya korupsiin kakak ipar!"
"Belum sampai tanggal gajian ya gak gaj-"
"Halo! Halo!! Eh, lo Apin! Mana duit gue, ha?! Bayar cepet! Lo jangan nilep sesen pun! Awas lo nilep. Nih lakik gue, abang lo bakal 'kek' di ranjang. Cepetan transfer!!!"
Tut.
Felly melempar ponselnya di sofa ruang tamu. Bodoamat tuh ponsel rusak. Toh, duit suaminya banyak. Ia memijat pelipis yang berdenyut memikirkan uangnya. Setelahnya ia memeluk Al dari samping dan menyandarkan kepalanya dibahu Al.
"Alll duit gueee!!!" rengek Felly meremas pinggul Al. Matanya ia kerjapkan membuat Al kembali menghela nafas.
"Gak usah mikir yang aneh-aneh. Lagipula duit segitu mana berharga buat Alvin," ucap Al begitu santai. Ia tak menyadari raut wajah Felly yang keruh.
"Segitu?! Gak berharga? Heh! Lo tau gak, duit 500 juta itu cukup buat gue beli 3 lapak toko sembako. Haih ... enak banget omongan holang kaya."
Belum sempat Al membalas ucapan Felly, gerakan tangan Felly yang berada dihadapannya membungkamnya.
"Pokoknya gue ngambek sama lo! Gak mau tau, lo harus bisa ngebujuk gue!"
Kalau sudah seperti ini, mau tak mau Al pun membujuk Felly yang bersidekap dada disampingnya.
"Mau bakso?"
"Ga."
"Es krim?"
"Ga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!