Misdirected 4

25.4K 1.4K 227
                                    

Lanjut hayuu!

TANDAIN TYPONYA!

Buat yang minta ini dibuatkan lapak khusus, maaf ya, keinginan kalian Tata cancel. Ini hanya short story bukan last story.

Yang pengen Alvin dapet kurma, sabar ya. Bang Al kita gak bakalan dapat kok. Jadi, simpan uneg-uneg kalian dalam perut yaa!

Tinggalin jejak berupa vote dan komen. Keluarin kata-kata supranatural karena part ini banyak keuwuannya!

Reading guy's 💔


Di sofa ruang tamu, Zella mengelus perutnya yang memasuki usia 28 minggu penuh kelembutan. Matanya menatap nanar pemandangan dua orang yang asik berangkulan sesekali berpelukan tanpa memperdulikan dirinya. Siapa lagi kalau bukan Alvin dan Nila.

"Kak Azell tau gak? Bang Al itu manjaaa banget sama Nila. Padahal udah punya istri juga," cibir gadis mungil itu pada Alvin yang merangkulnya acuh.

Zella memasang senyum tipis, "Benarkah?"

Nila mengangguk. "Iya kak. Duh bayi gedee!!" tawanya menguar bersamaan dengan Alvin yang mengecup pipinya kilat.

Zella menatap pedih dua orang diseberang sofanya. Tak tahukah mereka jika Zella sakit melihatnya?

"Padahal a'a Al gak manja tuh," Sindir Nila yang dibalas tatapan penuh cinta Alvin. "Bang Al doang yang manja gini."

"Ya karna Nila kesayangan bang Al," ucap Alvin tersenyum bahagia.

"Kak Azell bukan kesayangan bang Al, nih?" tanya Nila tersenyum jahil pada Zella, "Ya pasti bukan dong!"

"Kan udah pasti kecintaan bang Al, ya kan kak Zell?" lanjut Nila tertawa bahagia tanpa memperhatikan raut dua orang itu.

"Nggak juga." Alvin mengelus pundak Nila penuh kelembutan. Matanya terus berbinar di samping Nila.

Nila mendorong dada Alvin menggunakan telunjuknya, "Duduk dekat kak Azell sana! Bang Al bau!"

"Males, bosen!" Alvin mengerucutkan bibir, Nila menyengir menganggap Alvin bercanda sedangkan Zella menundukkan kepalanya.

'Nak, ayahmu hanya khilaf sayang. Maafin ayah ya,' batinnya terus mengelus perut berisi buah hatinya.

"Yuhuuu spada!" teriakan gadis memenuhi ruangan itu. Seketika tiga orang disofa menoleh ke asal suara.

"Mau kemana Onti Liya?" tanya Zella lembut. Aliya yang sangat rapi dan wangi cengengesan mendapat pertanyaan dari kakak iparnya.

"Mau ngejar cinta Aliya, kak." Aliya berjongkok menyamakan dirinya didepan perut Zella. Gadis itu berbisik pelan, "Doain Onti Liya bawa pulang hati om Arayyan, ya. Biar ponakan Onti ini dapat temen main."

Zella mengelus kepala Aliya, "Semangat Onti Liya!"

Aliya mengangguk semangat. Menatap dua orang diseberang sofa yang hanya diam dengan kesal.

"Kak Nila ayok! Bang Al udah gede masih aja dimanjain. Ingat bang Nanta, kak!"

Nila tertawa pelan. "Jangan ngambek, Liya. Nanta juga tau kok Nila cuma cinta sama dia. Gak yang lain. Bang Al, kan abangnya Nila juga. Lagipula... bang Al sama kak Azell saling mencintai. Mana mungkin bisa berpaling."

Senyum Alvin yang semula lebar kini hanya memasang senyum terpaksa. Zella pun menyadari hal itu.

"Ah iya, sampe lupa!" Nila mengambil sesuatu dari tas kecil yang ia bawa, "Nih, untuk kak Azell dan bang Al. Datang ya! Awas nggak datang, pokoknya Nila ngambek!" ujarnya menyodorkan kertas berwarna marun pada Zella.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang