Tubby-End

57.7K 1.3K 108
                                    

Karena banyak yang minta lanjut, yaudin gue plesin.

Ples-plesnya kaka!

***

Seorang gadis berusia 22 tahun menyeret kopernya. Ia adalah Rachelle. Ditemani seorang lelaki perawakan tinggi, Bright Vachirawit. Eeh, maksudnya Bruno Rangwiwat.

Matanya meneliti sekitaran kemudian melambai saat seorang wanita berjalan tergesa dengan perut buncitnya.

"Rach!"

Keduanya berpelukan erat. Rach melepaskan pelukan, mengusap air mata yang meleleh di pipi Monara. "Bumil jangan nangis, kan udah ketemu."

"Kangen tau!" Monara mencebik. Memperhatikan pria disebelah Rach. "Siapa?" bisiknya mendekati telinga Rach.

Bruno nampak bergumam menggunakan bahasa resmi Thailand. Monara jelas tak mengerti.

"Calon tunangan, Sya."

Monara jelas terkejut. Berita jika sahabatnya tak punya pacar tahu-tahunya mempunyai calon membuatnya kesal. Apa dia sudah tahu, batin Monara.

"Lo mau tunangan? Kok gak ngasih tau gue!"

Rach mengernyit namun tak meladeni. Ia malah menarik tangan Bruno meninggalkan Monara yang mencak-mencak ditempat.

"Lo mau beranak disini? Jangan kayak gitu lagi. Ntar sebelum waktunya, Utun dah keluar."

Monara mendelik. Enak saja hasil keringat dengan suaminya malah dikasih nama Utun. Matanya menatap kedua sejoli yang tengah tertawa didepan. Ia memilih melangkah pelan karena mengingat sang buah hati.

Rach berbalik. "Suami lo mana? Mobil lo?"

"Sama bini komputernya. Tuh!" tunjuknya pada mobil yang berisi seorang supir. Pak Koner namanya.

Rach membuka pintu penumpang, bersebelahan dengan Bruno.

"Halo pak." sapa Rach riang. Bruno disampingnya hanya diam.

"Eh non Rach, gimana disana non?" tanya pak Koner.

"Sehat dong, pak. Buktinya Rach makin cantik!"

Pak Koner hanya menggeleng. Monara membuka pintu samping dan duduk dengan tenang. Pak Koner melaju pelan. Hanya keheningan yang ada hingga sampai di rumah Rach.

"Halo Mabun, Payah! Resya bawa Rach pulang dengan selamat!"

"Jangan teriak. Lo lagi bunting, Sya." Monara hanya menyengir.

"Elle, Mam kangen!" Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghambur kepelukan Rach. Rach sendiri hanya membalas ogah-ogahan.

"Perasaan baru minggu lalu mam terbang ke sana liat cucu baru lagi. Iya tau, Elle emang ngangenin," ujar Rach pede.

Emang bener kok, Mam baru seminggu lalu datang ke Thailand liat cucu ke-4 nya. Produksi LoLa emang lancar.

"Papa mana?" Rach celingukan mencari sang ayah.

"Ada urusan dikantor katanya. Halo, Bruno!"

"Hi, Thanthe,"

Monara menahan tawa, "Gue pengen ngakak dengernya, alih-alih kayak orang bule malah terkesan medhok! Gila gila!"

Rach yang melihat wajah mupeng Bruno menarik pria tinggi itu beserta kopernya ke lantai atas.

"เขารู้ว่าฉันอยู่ที่นี่?"

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang