Masih kangen Tata?
Sebenarnya ini sangat penting, jadi : TANDAIN TYPONYA!
Pembaca lama dan pembaca baru yang belum vote dan komen, yuk mundur alon-alon kasih apresiasi untuk karya jelek Tata berupa vote dan komen.
Part ini merupakan part paling jelek menurut Tata, kalau gak suka di skip aja ya!
Reading my story!
Nanda telah usai berkutat di dapur. Kini, ia sedang menata hasil masakannya di meja makan. Di apartement ini tak ada satupun pembantu kecuali dirinya. Yah, mungkin saja karena disuruh tuan besar pindah tugas di rumah besar.
Puas dengan hasil tataannya, Nanda melangkah menuju kamar majikannya memanggil dua tuan muda-Reygan dan Jake-untuk menyantap masakannya.
Nanda berdiri di depan pintu kamar yang sedikit terbuka. Ia pun mengintip sebelum matanya terbelalak melihat Jake yang bertelanjang dada duduk di ranjang.
Nanda meneguk saliva susah. Hey, dia perempuan normal. Pastilah bakalan tergiur di hadapkan pemandangan hot begini. Sesaat Nanda menggeleng pelan. Jake? Telanjang dada dikamar re-tuan muda? Habis ngapain?
"Jauhin dia!"
Nanda tersentak kaget. Suara Reygan terdengar menggeram.
"Cemburu?" Dapat Nanda lihat Jake menampilkan senyum. Entah senyum apa karena hanya terlihat dari samping.
"Ututu ... Legan cembulu." Jake nampak menggelitik dagu Reygan yang ditepis kasar. "Jangan cembulu, Jeki cuma cinta Legan kok."
Nanda begitu perlahan meninggalkan pintu kamar yang masih terdengar suara tawa Jake. Didepan meja makan, dengan tangan memegang dada, Nanda menormalkan nafas yang menderu.
"Aden sama Tumud Jake pacaran? Haduh!"
"Pantes tuan besar- Hah, Tantangan berat!"
"Tantangan apa?"
Suara itu membuat Nanda menegang. Bukan suara Reygan, tapi Jake yang entah kapan berada disampingnya. Nanda menoleh ke Jake yang tengah duduk memiringkan kepala. Kini ia memakai baju kaos berwarna hitam. Menambah nilai plus dimata Nanda.
"Eh ... Den Jek. Den Rey mana?"
Jake tersenyum sumringah. "Mandi. Lo tadi bilang tantangan. Tantangan apa?"
Nanda menggeleng, "Enggak. Em ... Mau pakai apa, den?"
Nanda begitu cekatan mengambilkan yang di ucapkan Jake. Sementara Jake, ia terus memandang Nanda penuh semangat.
"Soal pertanyaan lalu, lo belum jawab, Nda."
Nanda menulikan pendengaran nya. Setelah selesai ia menaruh piring didepan Jake. Nanda yakin ucapan yang dilontarkan Jake berhubungan dengan pernyataan ralat permintaan yang diluar fikirannya.
Jake menyuap dirinya. "Nan, lo tuli?"
"Maaf, den Jek. Dulu, saya selalu di kasih tau tentang kesopanan. Jika tengah makan tidak boleh berbicara. Makanya saya diam."
Jake bungkam. Kembali menyuapi dirinya dengan tenang.
"Den Rey mau makan?" tanya Nanda begitu melihat Reygan berjalan dan menduduki kursi yang bersebelahan dengan Jake. Otomatis Nanda berdiri di tengah keduanya.
Reygan menggeleng. "Gue cuma pengen susu."
Jake tersedak. Buru-buru Nanda menyodorkan gelas pada Jake yang segera meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!