Accident of love 11

4.1K 229 6
                                    

Hiii!

Sebelum baca ini, cari tempat aman dulu bro. Ntar malah dikira gila senyum-senyum sendiri.

Tandain typo kalo ketemu ya!!

Oke, saatnya ...



Happy Reading!




Hari demi hari terlewati. Tak terasa usia kandungan Givia hendak memasuki bulan ke sembilan. Wanita yang sebentar lagi menjadi seorang ibu itu semakin menunjukkan sifat manja dan agresifnya pada Ethan. Jelas saja hal ini membuat Ethan kepayahan sekaligus bahagia bila mendapati raut cemberut dari istri tercinta. Seperti sekarang.

"Biarin! Biarin saja saya kehausan!"

Givia melipat kedua tangan seraya menggembungkan pipi bulatnya. Kaki bengkak nya menyelonjor agak mengangkang dilantai dapur. Wanita berdaster itu memalingkan wajah tak ingin melihat wajah memelas seorang Ethaniel.

"Via, bukan gak mau tapi gak baik makan es batu terus. Nanti giginya sakit. Emang mau?"

"Alasan! Bilang saja kamu pelit!"

"Via ..."

"Sudahlah, saya minta dibelikan saja sama Reman. Manusia disana tak berhati!"

Susah payah Givia berdiri. Maniknya menatap sinis mendapati Ethan mengulum bibir, menahan tawa. Memegang perut bawah, Givia sedikit menghentak kaki meninggalkan Ethan.

"Buset, anak gue keguncang," bisik Ethan panik. Ia berlari kecil menyusul Givia. Saat jarak keduanya telah dekat. Givia berbalik badan berkacak pinggang. "Jaga jarak! Atau saya ngambek!"

Berhenti jalan, Ethan ikutan berkacak pinggang—berniat menggoda Givia—sambil melototkan mata. "Loh, jangan gitu dong! Tapi terserah, mau ngambek ya ngambek lah sana!"

Mendengar ucapan Ethan, Givia berteriak kesal. "Oke! Saya beneran ngambek! Jangan dekat-dekat! Jangan sentuh-sentuh! Pokoknya jangan titik!" Kembali berbalik masuk ke kamar tak lupa menutup pintu.

Ethan termangu sebelum sadar. Lelaki itu mengetuk pelan pintu kamar berusaha membujuk istri dari acara 'ngambek' nya. Sedikit merutuki kejahilan yang membuat ia takut akan diancam tidur diluar. Membayangkan nya saja Ethan tak bisa.

"Via ... Aku cuma bercanda ... Buka dong."

Terdengar suara grasak-grusuk didalam sana yang Ethan yakini Givia melilitkan tubuh menggunakan selimut tipisnya. Tangan lelaki itu kembali mengetuk pintu. "Via, mau es batu 'kan? Sini, Aku beliin. Tapi buka dulu pintunya."

Gumaman tak jelas Givia membuat Ethan menghela nafas kasar. Melihat kenop pintu, Ethan pun memutar dan tersenyum lega karena pintu bisa dibuka. Ia sedikit melongokkan kepala menatap si buntal kesayangan dibalik selimut.

Ethan berjalan perlahan hingga sampai di sisi ranjang. Ia membungkukkan badan, berbisik di kepala tertutup istrinya.

"Aku tadi cuma bercanda, Via. Buka dulu selimutnya, nanti sesak nafas ketutup gitu." Ethan mendudukkan diri usai Givia menjauhinya tanpa suara. "Katanya mau es batu, jadi lepas dulu selimutnya. Kasian dedeknya kepanasan didalam sana. Emang Via gak kasian?"

Selimut pun terlempar ke lantai. Ethan mengulum senyum gemas saat istrinya melirik namun wajahnya masih terlihat kesal. Ingin rasanya membungkam bibir mencebik itu, eh.

"Via-"

"Jangan ngomong, saya masih kesal sama kamu!"

"Aku berhenti ngomong."

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang