Dominant girl 3

21.7K 911 76
                                    

Gak nembus target, but gak apa, Tata lagi kepengen publish😆

Vote, komen dan pemberitahuan typonya dong!! Masa makin sepi sih:)



Tiga hari lagi acara pernikahan Felly dan calon suami. Felly memantau gedung sewa yang menjadi tempat pernikahannya. Nampak ramai oleh pihak WO yang mendekor. Jangan salah, meski Felly menolak perjodohan lalu namun untuk semua persiapan pernikahan semua atas kemauan nya. Kecuali untuk undangannya. Ia tak sanggup melihat namanya bersanding dengan aki-aki.

Menurutnya, acara pernikahan bisa diulang dua tiga kali tapi yang pertama harus ada kesan 'WAH'. Siapa tau pernikahan ini menjadi yang terakhir buat si aki-aki mengingat ia punya rencana akan memasukkan sianida di gelas saat malam pertama.

Felly juga memesan sesuatu via online. Felly ingin memberikan kejutan 'WOW' agar aki-aki itu tak melupakan malam pertamanya nanti setelah sampai di alam sana.

Puas melihat gedung yang telah 70% siap, Felly melajukan mobilnya menuju warung kopi. Ia ingin merehatkan pikirannya yang mendadak lelah saat mengingat pernikahan ini.

Felly tersenyum kecut membayangkan berita yang dilayarkan nanti.

'Seorang kakek menikahi gadis.'

Atau,

'Putri pengusahawan berjaya dipersunting oleh seorang kakek berusia lanjut.'

Lebih parahnya lagi ...

'Karena cinta itu buta, kakek berusia 70 tahun menikah dengan gadis 20 tahunan.'

Ayolah otak, jangan berpikir sejauh itu, batin Felly mengetuk kepalanya dengan tangan berulang kali.

Ponsel yang tergeletak menyender di rak berisi berbagai macam roti itu nampak berkedip. Felly terlalu malas untuk mengambilnya. Tadi ia sempat mengirim pesan pada Al sewaktu di gedung. Meminta agar ia ditemani mengopi sebelum tak bisa bertemu sesering sekarang karna telah menikah. Untungnya Al setuju meski awalnya menolak dengan bermacam alasan.

"Ini kopinya akak."

Felly mengangguk dan menyeruput kopinya. Matanya kemudian menatap seseorang yang tengah duduk seorang diri dipojok sana dengan masker didagu. Felly pun mengangkat cangkir dan ponselnya mendekati orang itu.

"Hei, gue temenin lo ya? Gue juga sendiri."

Orang itu hanya mengangguk.

Cangkir kopi Felly letakkan bersisian dengan ponselnya. Ia memandang orang tersebut yang nampak murung.

"Ada masalah?" tanya Felly pelan. Orang tersebut mengalihkan atensi pada Felly yang menopang dagu. Anggukan pelan membuat Felly berdecak.

"Lo bisu? Ngomong apa susahnya sih?!"

Kendikan bahu menjadi jawaban orang itu. Felly menyeruput kopinya menunggu Al yang belum menampakkan batang hidungnya.

"Apa pendapat kakak tentang love different religion."

Kerutan didahi Felly begitu jelas. Ia memiringkan tubuh menghadap orang tersebut sepenuhnya. Sedangkan yang dihadapi masih menatap lurus kedepan.

"Apa lo ngalamin ini sekarang?"

"Bisa dibilang iya, bisa juga nggak." Tangan orang itu menggenggam cangkir kopinya erat. "Gimana pendapat kakak?"

Helaan nafas terdengar. "Mau gimanapun kerasnya lo berjuang, lo pasti tau endingnya gimana. Pilihan lo cuma tiga."

"Lo ninggalin Tuhan lo demi dia, dia ninggalin Tuhan dia demi lo, atau kalian saling meninggalkan demi Tuhan kalian. Tapi gue yakin akan ada pertentangan dari keluarga jika salah satu dari kalian lebih memilih meninggalkan Tuhan kalian demi pasangan."

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang