Lanjut yuk!
Jangan panggil Author, panggil Cellysta dan lebih bagus lagi panggil Tata yaa!
Buat kalian, ekhem TANDAIN TYPONYA!!!
Tinggalin jejak kalian berupa vote dan komen. Kalau sempat Tata bales, kalau nggak ya maaf.
Kawal bumil kita sampai melahirkan.
Pengen bang Al dapet kamar gak? Eh!😭
Berbeda dari part sebelumnya, part ini bakal membuat kalian sesak nafas, sakit jantung hingga jatuh cinta. Ups...!
Selamat membaca guys!
Alvin sekarang mempunyai kebiasaan baru, yaitu mengelus perut Zella disaat wanita hamil itu tertidur. Mungkin sudah agak terlambat, tapi daripada gak sama sekali, ya kan?
Seperti saat ini, jam menunjukkan pukul 04.35 wib. Alvin berbaring menyamping dengan tangan yang setia mengelus perut Zella. Tangannya bergerak lembut takut membangunkan Zella yang masih tidur di sampingnya.
"Eungh..."
Melihat pergerakan di sampingnya, cepat-cepat Alvin menarik tangannya dan memejamkan mata. Setelah merasakan tak ada pergerakan lagi, Alvin membuka mata dan kembali mengelus perut Zella.
Tangan Alvin yang semula di perut kini membelai sisi wajah Zella. "Mbem," kikiknya menoel pelan pipi gembung Zella.
"Si manis," ujarnya kemudian menyentuh bibir agak pucat Zella. Tanpa sadar ia melayangkan satu kecupan ringan disana.
Jari telunjuk Alvin memencet ujung hidung Zella "Pas buat disentil," gumamnya menggebu.
Alvin agak gregetan melihat Zella yang bak putri tidur. Tanpa sadar Alvin memeluk Zella erat saking gemasnya ia dengan istrinya ini. Hm... Istri ya?
Pergerakan Zella, lagi, membuat Alvin menutup mata, tapi tidak dengan pelukan di sekitar perut wanita itu.
"Engh... A-alvin." suara Zella serak khas bangun tidur menyapa telinga Alvin. Pria itu masih diam hingga ia merasakan jika tangannya di pindahkan. Entah kenapa ia merasa kehampaan saat Zella melakukan itu.
Masih dengan kepura-puraan, Alvin merasakan jemari mungil menari di pelipisnya serta deru nafas hangat yang menerpa kulit lehernya.
"Selamat pagi ayah," bisikan khas bangun tidur Zella membuat Alvin hendak membuka mata namun ia urungkan.
"Sebentar lagi, ayah. Sebentar lagi keinginan ayah terwujudkan." Keinginan? Keinginan apa?
"Ini bukan ngidamnya dedek, ini ngidamnya Zella, jadi maaf, ayah. Janji ini yang pertama dan terakhir dari Zella." Kebingungan Alvin terjawab saat benda kenyal menyentuh bibirnya lembut. Hanya menyentuh dengan cukup lama.
Gelenyar aneh menguasai tubuh Alvin. Dengan yakin ia membuka kelopak mata hingga terlihatlah Zella yang matanya tertutup dengan air mata yang mengalir dipipi.
Pipinya ikutan basah oleh air mata Zella. Alvin mengusap pipi Zella membuat si wanita tersadar.
"Dedek pengen, hehe... Maaf ya, Alvin jadi kebangun," cengengesnya gugup bergegas menuju kamar mandi meninggalkan Alvin dengan rasa yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RomanceYang penasaran langsung cus! Tanpa deskripsi. Tidak semua cerita berisi 1821 tapi bocil please jangan baca!!